Khutbah Jumat di Masjid As-Sunnah Buntok pada tanggal 25 Juni 2010
KITA BELAJAR QIYAS DAN IJMA DARI IBLIS
oleh : Syamsuddin Rudiannoor
KHUTBAH PERTAMA
Jamaah Jum'at yang berbahagia.
Inilah paling tidak yang ketiga kalinya saya membawakan surah dan ayat yang sama dalam khutbah jum'at namun dengan penekanan yang berbeda-beda. Surah dan ayat dimaksud adalah surah Al A'raf antara ayat 11 sampai 27.
Dalam surah Al A’raf ayat 11 dan 12 Allah berfirman:
11] Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kepada Adam"; maka merekapun bersujud kecuali iblis. Iblis tidak termasuk mereka yang sujud. [12] Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud diwaktu Aku menyuruhmu?" Iblis menjawab: "Saya lebih baik daripadanya! Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".
Apa yang dimaksud Allah dalam kedua ayat ini? Pertama, Allah mendeklarasikan ciptaan-Nya yang bernama manusia adalah makhluk terbaik dari seluruh makhluk-Nya sehingga malaikat harus bersujud kepada manusia. Malaikat dan bangsa Jin harus menyungkurkan kapada manusia. Malaikat dan jin harus memuliakan manusia. Nah, kalau manusia diciptakan terbaik dan paling sempurna, lalu kenapa manusia masih saja ada yang berdoa dengan bertawasul kepada makhluk rendahan bahkan kepada kuburan? Kenapa manusia harus menghinakan dirinya? Bertawasul kepada malaikat saja tidak diajarkan, lalu kenapa kita bertawasul kepada orang mati? Kita yang memandikan bangkai itu, kita yang mensholatkannya, kita yang mendoakan bangkai itu, kita kubur dia karena tidak ada gunanya bagi orang yang hidup, lalu kenapa setelah dia dimakan cacing, justru kuburannya kita jadikan kubah keramat untuk bertawasul?
Dalam ayat 12 Allah bertanya kepada iblis tentang alasannya menolak sujud kepada Adam. Apa jawaban iblis? Dia beralasan, juriatnya yang berasal dari api adalah golongan yang lebih mulia daripada tanah. Sombong adalah inti ayat ini. Mengedepankan trah, asal usul atau keturunan bangsawan, darah biru atau keturunan habaib atau asyraf adalah permainan iblis. Suka atau tidak, inilah simbol permusuhan.
Jamaah Jum’at yang berbahagia. Selanjutnya didalam Al A’raf 13 sampai 18 Allah berfirman: [13] Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". [14] Iblis menjawab: "Beri tangguhlah (panjangkan umur ku) sampai waktu mereka dibangkitkan". [15] Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh." [16] Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, [17] kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur. [18] Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa diantara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya".
Apa inti ayat-ayat ini? Sombong! Kesombongan adalah penyebab iblis diusir dari syurga. Sombong ditolak di syurga. Siapa yang menolak syariat Allah pasti diusir dari syurga. Barang siapa sombong tidak akan masuk syurga. Dengan demikian, sombong tidak ditoleransi di syurga. Meskipun sombong tidak akan masuk syurga tetapi jangan lupa, doa makhluk paling sombong yang bernama Iblis itu dikabulkan Allah. Dengan demikian, doa orang sombong dan para penentang syariat bisa saja dikabulkan Allah. Artinya, terkabulkannya doa, tercapainya hajat, bukan jaminan kebenaran. Kebenaran tidak diukur dengan terkabulnya doa atau berhasilnya mencapai cita-cita karena doa dan cita-cita iblis dikabulkan Allah. Maksudnya, apabila doa dan hajat kita ingin segera kabul maka berdoalah secara iblis, bila perlu minta tolong dengan iblis. Lalu apa doa iblis kepada Allah? Itulah doa panjang umur. Allah kabulkan doa ini sehingga doa panjang umur adalah doa iblis yang makbul, tidak akan mati iblis kecuali datangnya hari kiamat. Panjang umurnya, panjang umurnya, panjang umurnya seumur dunia. Begitulah doa panjang umur. Bukan hanya itu, iblis juga memberikan kesempatan dengan doa minta kaya, wirid dan dzikir minta sugih, doa kelimpahan rejeki, pasti semuanya segera dikabulkan iblis asal syaratnya terpenuhi. Maksudnya, tujuan yang tercapai, hajat yang terkabul dan keinginan yang terpenuhi bukan jaminan diridhai Allah karena sangat banyak orang yang sukses karena menipu, sukses dengan sogokan dan berbagai macam cara keji. Kita orang Islam diajarkan mencari keutungan berdagang dengan kejujuran, bukan dengan mengakali timbangan. Islam mengajari kita mendapatkan istri dan anak yang banyak dengan menikah, walau pun antara yang menikah dengan yang berzina sama saja memperoleh anak. Pendek kata, siapa pun yang berusaha meraih sukses dengan cara Islam maka dia akan meraihnya bersama keridhaan Allah dan siapapun yang meraihnya secara iblis maka dia pun meraihnya bersama kemurkaan Allah. Maling, rampok atau begal yang profesional pasti berhasil mendapatkan rezeki dunia tetapi tidak akan memperoleh rezeki syurga.
Jamaah Jum’at yang mudah-mudahan memperoleh rahmat dari Allah Sub-haanahu wa Ta’ala. Dalam surah ke 19 Allah berfirman:[19] (Dan Allah berfirman): "Wahai Adam, bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang dzalim".
Didalam ayat ini Allah mewasiatkan kepada Adam dan istrinya sebuah syariat yaitu: “Menetap hidup disyurga dengan suka cita, bebas memakan makanan dan meminum apa saja makanan syurga yang disukai namun dengan satu larangan, yakni: JANGAN MENDEKATI POHON TERTENTU”, yang berakibat menjadi orang dzalim. Apa makna ayat ini? Di syurga sekali pun tetap saja berlaku syariat Allah, yakni satu perintah bertempat tinggal di syurga dengan seluruh kenikmatannya, namun disisi lain harus menjauhi satu larangan-Nya. Tapi apa yang terjadi? Perintah syariat dilaksanakan, yaitu tinggal di syurga dengan segala makan minum yang penuh kenikmatan, namun larangan justru dilanggar, yakni jangan mendekati pohon. Mari perhatikan rangkaian ayat-ayat selanjutnya, ayat 20 sampai 22.
[20] Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu aurat dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal". [21] Dan setan pun bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk memberi nasihat kepada kamu berdua", [22] maka setan membujuk keduanya dengan nasihat tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah pohon itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"
Apa benang merah ayat-ayat diatas? Ayat 20 menerangkan dengan tegas bahwa bisikan setan merupakan faktor penting penyesatan manusia. Bisikan setan membuat mata menjadi gelap sehingga sangat mampu merubah syariat menjadi mudharat, merubah tipu daya menjadi janji kemenangan, bahkan merubah larangan menjadi perintah. Iblis mampu merubah dirinya dari musuh Adam menjadi penasehatnya sehingga Adam menuruti nasehat tim suksesnya. Begitu Adam sudah merasai buah pohon larangan, terbuktilah janji palsu iblis hanyalah dusta yang indah. Maka benarlah firman Allah yang haq. Tetapi karena sudah terlanjur percaya kepada pemutar-balikan fakta, iblis pun meraih sukses. Maka Allah berfirman: "Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" Intinya, percaya kepada janji palsu dan nasihat iblis berakibat penolakan kepada syariat Islam. Ayat ini menunjukkan sangat berbahayanya bisikan setan yang bernama qiyas. Iblis yang pertama kali membuat qiyas maka dengan qiyas itulah manusia-manusia akan disesatkan. Makanya, janganlah sekali-kali kamu mendekati pohon itu nanti kapohonan.
Disamping iblis telah mencontohkan Qiyas kepada Adam, ayat 22 juga mencontohkan timbulnya Ijma' yaitu kesepakatan antara Adam, istrinya dan Iblis untuk melawan syariat Islam. Oleh karena itu siapa pun yang berkata ada ijma' untuk menentang ayat-ayat Allah maka dia adalah Iblis Pendusta. Haram bagi muslimin mengadakan ijma' atau berkoalisi dengan iblis. Contohnya, ketika dengan tegas Allah mengatakan jilbab adalah pakaian wajib bagi muslimah malah ada yang mengatakan jilbab hanyalah selembar kain. Kenapa begitu? Karena koalisi lebih penting dari pada ayat-ayat Allah. Kenapa koalisi? Karena berkhianat adalah kunci sukses yang paling gampang!
KHUTBAH KEDUA
Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Firman Allah didalam surah Al A’raf ayat 20 sampai 22 dengan tegas memaparkan usaha keras setan menyesatkan manusia dengan cara [20] ”membisikkan pikiran jahat kepada Adam dan istrinya. Apa nasihat iblis kepada manusia? Dibujuklah Adam dan istrinya untuk menampakkan atau membuka aurat mereka. Dalam hubungan bujuk rayu dan nasihat iblis ini setan telah melakukannya dengan membuat qiyas atau pemutatar-balikan fakta. Berkata iblis: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal". [21] Dan setan pun bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk memberi nasihat kepada kamu berdua", [22] maka setan membujuk keduanya dengan nasihat tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah pohon itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"
Coba perhatikan, teknik pemutar-balikan fakta, qiyas, bersumpah untuk meyakinkan nasihat, adalah teknik penyesatan setan sebagai propagandis terhebat di dunia. Sekarang tinggal kita, apakah kita percaya kepada ayat-ayat Allah ataukah lebih percaya kepada janji-janji manis iblis dalam segala bentuknya?
Seterusnya Allah berfirman didalam surah Al A’raf ayat 23 sampai 27: [23] Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat kepada kami, pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".[24] Allah berfirman: "Turunlah kamu, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan di muka bumi sampai waktu yang ditentukan". [25] Allah berfirman: "Di bumi kamu hidup dan di bumi pula kamu mati, dan dari bumi itulah kamu akan dibangkitkan”. [26] ”Wahai anak cucu Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang sedemikian itu adalah sebahagian dari ayat-ayat Allah, mudah-mudahan kamu selalu ingat”. [27] “Wahai anak cucu Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagai mana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga. Setan itu telah menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu wali-wali bagi orang-orang yang tidak beriman”.
Kesimpulannya, siapa pun yang lebih percaya kepada janji-janji iblis, percaya kepada qiyas Iblis lalu ijma' dengannya dari pada ayat-ayat Allah maka tunggu saja hukumannya. Harus diingat, hukuman dan azab Allah sangat keras lagi sangat pedih tiada bandingannya.
Buntok, 10 Juni 2010
Minggu, 27 Juni 2010
Kamis, 03 Juni 2010
YANG ENGGAN MASUK SYURGA
Khutbah Jum'at di Masjid As-Sunnah Buntok pada Jum’at, 4 Juni 2010
YANG ENGGAN MASUK SURGA
Oleh: Syamsuddin Rudiannoor
KHUTBAH PERTAMA
Jamaah Jum’at yang mudah-mudahan memperoleh rahmat dari Allah Sub-haanahu wa Ta’ala.
Didalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abi Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:
« كُلُّ أُمَّتِى يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ، إِلاَّ مَنْ أَبَى »
“Seluruh ummatku pasti masuk surga kecuali yang tidak mau”.
Para sahabat bertanya: “Siapakah yang tidak mau wahai Rasulullah?” Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa salam bersabda:
(يرواه البخار) « مَنْ أَطَاعَنِى دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِى فَقَدْ أَبَى »
"Siapa yang taat kepadaku maka masuk surga dan siapa yang menyelisihiku maka tidak mau."
Dari hadits ini ada syarat yang harus dipenuhi untuk masuk surga, yaitu taat atau ittiba kepada Rasulullah SAW. Ittiba adalah mengikuti ajaran beliau dan tidak melakukan penyelisihan terhadapnya. Maka barang siapa ittiba Rasulullah, itulah yang masuk surga. Sebaliknya, siapapun yang menyelisihi Rasul berarti enggan masuk surga.
Adapun beberapa contoh menyelisihi Rasul dari kelakuan ummat Islam sehingga dikatagorikan menolak masuk surga adalah sebagai berikut:
Pertama, Allah berfirman dalam surah Al Ahzab ayat 31: "Katakanlah: "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
Inilah syarat untuk pembuktian akan kesungguhan kita mencintai Allah yakni harus mengikuti atau ittiba Rasulullah SAW. Kemudian Allah berfirman dalam surah Al A’raf ayat 26-27: “26. Wahai anak cucu Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagai mana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.
“27. Wahai anak cucu Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari ayat-ayat Allah, mudah-mudahan kalian selalu ingat”.
Sudah terang benderang Rasulullah SAW mewariskan ayat-ayat tersebut berikut surah An Nur ayat 30-31 dan Al Ahzab 59 sebagai jalan lurus masuk syurga, ditambah lagi hadits Imam Muslim bahwa perempuan yang berpakaian tetapi telanjang tidak akan masuk surga. Tapi senyatanya mayoritas wanita Muslim enggan mempraktekkannya, sehingga masuklah kita kedalam katagori enggan atau menolak masuk syurga.
Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Kedua, Allah memerintahkan seluruh ummat Islam agar bersatu-padu dalam jamaah dan haram berpecah belah. Allah berfirman dalam surah Ar Rum ayat 31-32: ”[30:31] dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik, [30:32] yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan menjadilah mereka beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”
Namun kenyataannya umat Islam benar-benar musyrik kepada Allah karena sudah benar-benar memecah-belah agamanya kedalam berbagai macam firqah, tariqat ataupun golongan. Rasulullah mengindikasikan perpecahan ummat Islam menjadi 73 golongan, sebagaimana hadits riwayat Tirmidzi dan At Thabarani di bawah ini:
افترقت اليهود والنصارى على ثلاث وسبعين فرقة كلها فى النار إلا واحدة. قالوا من هي يا رسول الله ؟ قال: هم الذين على مثل ما أنا عليه اليوم وأصحابى.( اخرجه ألترمدي و الطبراني ).”
“Akan berpecah belah Yahudi dan Nashara menjadi 72 golongan dan akan berpecah umatku menjadi 73 golongan. Semuanya di neraka kecuali satu. Shahabat bertanya: Siapakah mereka ya Rasulullah ? Beliau menjawab: mereka itu adalah orang-orang yang mengikuti aku dan para shahabatku lakukan hari ini.” (HR. Tirmidzi dan Thabrani).
Kemudian didalam hadits Ibnu Majah, “Dari ‘Auf bin Malik ia berkata: Telah bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, satu golongan masuk surga dan tujuh puluh dua golongan masuk neraka”. Beliau ditanya: “Ya Rasulullah, siapakah satu golongan itu ?”. Beliau menjawab: “Al-Jama’ah”.
Dari hadits di atas dapat diambil tiga kesimpulan: Pertama, “berpecah belah menjadi kelompok-kelompok, firqah-firqah dan tariqat-tariqat adalah perbuatan syirik sebagai mana firman Allah surah Ar Rum ayat 31-32. Kedua, dari kebanyakan kelompok ummat Islam maka yang masuk syurga hanya satu sedangkan yang 72 golongan masuk neraka. Ketiga, dinyatakan bahwa yang selamat ialah jama’ah dan jama’ah adalah golongan yang taat mengikuti jejak Nabi dan para shahabatnya. Dengan demikian hanya golongan yang mengikuti Nabi dan para shahabatnya saja yang memperoleh kemenangan. Namun kenyataannya, para ulama justru berkampanye memasarkan perselisihan dengan mengatakan perselisihan adalah rahmat, bergolong-golongan adalah rahmat, bertariqat-tariqat adalah rahmat dengan berpegang kepada hadits: “Perselisihan umatku adalah rahmat”
Pertanyaannya, apa betul hadits ini berasal dari ucapan Rasulullah? Apa betul Rasulullah mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan Al Qur’an dan perkataannya sendiri? Kalau betul hadits ini sah dari Rasulullah dan derajatnya shahih berarti banyak ayat Al Qur’an yang berkenaan dengan kewajiban bersatu adalah ayat-ayat palsu. Apa ada ayat Al Qur’an yang palsu? Mari kita buktikan. Menurut penelitian para ahli, hadits ini merupakan perkataan Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya dimana dia menyandarkannya kepada Nabi SAW. Imam As Subki berkomentar: ”Tidak ma’ruf disisi ahli hadits. Dan aku tidak mendapatkan sanadnya, baik yang shahih, dhaif atau maudhu. Imam Al Manawi dan Imam Al Bani mengatakan hadits ini la ashlalah atau tidak diketahui asal usulnya alias hadits palsu. Berkata al ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, makna hadits palsu ini sangat batil, bertentangan dengan nash Al Kitab dan As-Sunnah serta kaidah-kaidah syara. Sebab kalau perselisihan adalah rahmat maka persatuan adalah adzab.
Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Marilah kita bersegera bersatu dalam Islam dengan mentaati segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Kalau kita tidak bersegera bersatu maka kita akan senantiasa berada didalam kemusyrikan.
[61] Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah tunduk kepada apa saja yang telah diturunkan Allah dan kepada hukum Rasul-Nya", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi dengan sekuat-kuatnya dari kamu.(QS An Nisa' 61).
[69] Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.(QS An Nisa' 69)
KHUTBAH KEDUA
Jamaah Jum’at yang mudah-mudahan memperoleh rahmat Allah Sub-hanahu wa Ta’ala.
Allah berfirman dalam Ali Imran 102 sampai 105. Dalam ayat ini pun dengan jelas Allah mengharamkan berselisih, berfirqah-firqah atau berpecah belah. Semoga dengan ayat-ayat ini kita semakin yakin kepada kebenaran Islam dan semakin membulatkan tekad untuk bersatu didalam naungan-Nya.
[102] Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Islam. [103] Dan berpegang-teguhlah kalian kepada tali Allah dan janganlah bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah ketika kalian dahulu Jahiliah bermusuh-musuhan maka Allah mempersatukan hati kalian lalu menjadilah kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kalian telah berada di tepi jurang neraka lalu Allah menyelamatkan kalian daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian agar kalian mendapat petunjuk. [104] Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. [105] Dan janganlah kalan menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat”,
Buntok, 15 Mei 2010
YANG ENGGAN MASUK SURGA
Oleh: Syamsuddin Rudiannoor
KHUTBAH PERTAMA
Jamaah Jum’at yang mudah-mudahan memperoleh rahmat dari Allah Sub-haanahu wa Ta’ala.
Didalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abi Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:
« كُلُّ أُمَّتِى يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ، إِلاَّ مَنْ أَبَى »
“Seluruh ummatku pasti masuk surga kecuali yang tidak mau”.
Para sahabat bertanya: “Siapakah yang tidak mau wahai Rasulullah?” Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa salam bersabda:
(يرواه البخار) « مَنْ أَطَاعَنِى دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِى فَقَدْ أَبَى »
"Siapa yang taat kepadaku maka masuk surga dan siapa yang menyelisihiku maka tidak mau."
Dari hadits ini ada syarat yang harus dipenuhi untuk masuk surga, yaitu taat atau ittiba kepada Rasulullah SAW. Ittiba adalah mengikuti ajaran beliau dan tidak melakukan penyelisihan terhadapnya. Maka barang siapa ittiba Rasulullah, itulah yang masuk surga. Sebaliknya, siapapun yang menyelisihi Rasul berarti enggan masuk surga.
Adapun beberapa contoh menyelisihi Rasul dari kelakuan ummat Islam sehingga dikatagorikan menolak masuk surga adalah sebagai berikut:
Pertama, Allah berfirman dalam surah Al Ahzab ayat 31: "Katakanlah: "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
Inilah syarat untuk pembuktian akan kesungguhan kita mencintai Allah yakni harus mengikuti atau ittiba Rasulullah SAW. Kemudian Allah berfirman dalam surah Al A’raf ayat 26-27: “26. Wahai anak cucu Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagai mana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.
“27. Wahai anak cucu Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari ayat-ayat Allah, mudah-mudahan kalian selalu ingat”.
Sudah terang benderang Rasulullah SAW mewariskan ayat-ayat tersebut berikut surah An Nur ayat 30-31 dan Al Ahzab 59 sebagai jalan lurus masuk syurga, ditambah lagi hadits Imam Muslim bahwa perempuan yang berpakaian tetapi telanjang tidak akan masuk surga. Tapi senyatanya mayoritas wanita Muslim enggan mempraktekkannya, sehingga masuklah kita kedalam katagori enggan atau menolak masuk syurga.
Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Kedua, Allah memerintahkan seluruh ummat Islam agar bersatu-padu dalam jamaah dan haram berpecah belah. Allah berfirman dalam surah Ar Rum ayat 31-32: ”[30:31] dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik, [30:32] yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan menjadilah mereka beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”
Namun kenyataannya umat Islam benar-benar musyrik kepada Allah karena sudah benar-benar memecah-belah agamanya kedalam berbagai macam firqah, tariqat ataupun golongan. Rasulullah mengindikasikan perpecahan ummat Islam menjadi 73 golongan, sebagaimana hadits riwayat Tirmidzi dan At Thabarani di bawah ini:
افترقت اليهود والنصارى على ثلاث وسبعين فرقة كلها فى النار إلا واحدة. قالوا من هي يا رسول الله ؟ قال: هم الذين على مثل ما أنا عليه اليوم وأصحابى.( اخرجه ألترمدي و الطبراني ).”
“Akan berpecah belah Yahudi dan Nashara menjadi 72 golongan dan akan berpecah umatku menjadi 73 golongan. Semuanya di neraka kecuali satu. Shahabat bertanya: Siapakah mereka ya Rasulullah ? Beliau menjawab: mereka itu adalah orang-orang yang mengikuti aku dan para shahabatku lakukan hari ini.” (HR. Tirmidzi dan Thabrani).
Kemudian didalam hadits Ibnu Majah, “Dari ‘Auf bin Malik ia berkata: Telah bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, satu golongan masuk surga dan tujuh puluh dua golongan masuk neraka”. Beliau ditanya: “Ya Rasulullah, siapakah satu golongan itu ?”. Beliau menjawab: “Al-Jama’ah”.
Dari hadits di atas dapat diambil tiga kesimpulan: Pertama, “berpecah belah menjadi kelompok-kelompok, firqah-firqah dan tariqat-tariqat adalah perbuatan syirik sebagai mana firman Allah surah Ar Rum ayat 31-32. Kedua, dari kebanyakan kelompok ummat Islam maka yang masuk syurga hanya satu sedangkan yang 72 golongan masuk neraka. Ketiga, dinyatakan bahwa yang selamat ialah jama’ah dan jama’ah adalah golongan yang taat mengikuti jejak Nabi dan para shahabatnya. Dengan demikian hanya golongan yang mengikuti Nabi dan para shahabatnya saja yang memperoleh kemenangan. Namun kenyataannya, para ulama justru berkampanye memasarkan perselisihan dengan mengatakan perselisihan adalah rahmat, bergolong-golongan adalah rahmat, bertariqat-tariqat adalah rahmat dengan berpegang kepada hadits: “Perselisihan umatku adalah rahmat”
Pertanyaannya, apa betul hadits ini berasal dari ucapan Rasulullah? Apa betul Rasulullah mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan Al Qur’an dan perkataannya sendiri? Kalau betul hadits ini sah dari Rasulullah dan derajatnya shahih berarti banyak ayat Al Qur’an yang berkenaan dengan kewajiban bersatu adalah ayat-ayat palsu. Apa ada ayat Al Qur’an yang palsu? Mari kita buktikan. Menurut penelitian para ahli, hadits ini merupakan perkataan Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya dimana dia menyandarkannya kepada Nabi SAW. Imam As Subki berkomentar: ”Tidak ma’ruf disisi ahli hadits. Dan aku tidak mendapatkan sanadnya, baik yang shahih, dhaif atau maudhu. Imam Al Manawi dan Imam Al Bani mengatakan hadits ini la ashlalah atau tidak diketahui asal usulnya alias hadits palsu. Berkata al ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, makna hadits palsu ini sangat batil, bertentangan dengan nash Al Kitab dan As-Sunnah serta kaidah-kaidah syara. Sebab kalau perselisihan adalah rahmat maka persatuan adalah adzab.
Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Marilah kita bersegera bersatu dalam Islam dengan mentaati segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Kalau kita tidak bersegera bersatu maka kita akan senantiasa berada didalam kemusyrikan.
[61] Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah tunduk kepada apa saja yang telah diturunkan Allah dan kepada hukum Rasul-Nya", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi dengan sekuat-kuatnya dari kamu.(QS An Nisa' 61).
[69] Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.(QS An Nisa' 69)
KHUTBAH KEDUA
Jamaah Jum’at yang mudah-mudahan memperoleh rahmat Allah Sub-hanahu wa Ta’ala.
Allah berfirman dalam Ali Imran 102 sampai 105. Dalam ayat ini pun dengan jelas Allah mengharamkan berselisih, berfirqah-firqah atau berpecah belah. Semoga dengan ayat-ayat ini kita semakin yakin kepada kebenaran Islam dan semakin membulatkan tekad untuk bersatu didalam naungan-Nya.
[102] Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Islam. [103] Dan berpegang-teguhlah kalian kepada tali Allah dan janganlah bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah ketika kalian dahulu Jahiliah bermusuh-musuhan maka Allah mempersatukan hati kalian lalu menjadilah kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kalian telah berada di tepi jurang neraka lalu Allah menyelamatkan kalian daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian agar kalian mendapat petunjuk. [104] Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. [105] Dan janganlah kalan menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat”,
Buntok, 15 Mei 2010
Langganan:
Postingan (Atom)
Oleh-oleh Kalimantan
Jan 12 Oleh-oleh Kalimantan Kami juga memasarkan beberapa jenis oleh-oleh khas Kalimantan, diantaranya mandau, tas manik motif Da...
-
KULAT ALIAS JAMUR Jamur merupakan tumbuhan yang tidak memiliki klorofil (zat hijau daun) sehingga tidak bisa menghasilkan mak...
-
Kalau sebelumnya Barito Raya Pro memperkenalkan Keripik Lambiding atau keripik Kelakai, Keripik Paku, Keripik Mandai, St...
-
ADAB IBADAH RAMADHAN oleh : Syamsuddin Rudiannoor إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِن...