Kamis, 29 Maret 2012
JAKARTA (VoA-Islam) - Kristolog Irena Handono
mengatakan, kasus SMK Grafika Desa Putera memberikan pelajaran bahwa
kita sebagai orang tua harus waspada. Tentu sangat disesalkan, kalau
sampai tidak mengetahui, ke mana orang tua harus menyekolahkan anaknya.
“Betapa pentingnya sekolah yang Islami.Sekarang sekolah Islam yang
berkualitas, bermutu tinggi, dan bergedung bagus, banyak, Alhamdulillah.
Tetapi, bagaimana dengan umat yang tidak mampu? Itu yang juga harus
menjadi perhatian kita,” kata mantan biarawawi Irena yang telah muallaf.
Irena mengatakan, jika kita tidak peduli terhadap saudara-saudara
kita yang fakir dan miskin, maka mereka akan dididik dan diarahkan oleh
para misionaris, dengan pelajaran agama Kristen, ujian dan ulangan
sampai diharuskan menghafal pelajaran-pelajaran agama Kristen.
Selain Desa Putera, apakah sekolah-sekolah di bawah naungan yayasan
Kristen lainnya berpola sama? Irena menjelaskan, kalau di sekolah yang
nyata-nyata memasang bendera Kristen, tentu mereka menjalankan visi-misi
Kristennya. Ada kewajiban, setiap siswa yang belajar di sekolah
Kristen itu harus masuk ke gereja setiap bulannya. “Rata-rata, semuanya
begitu, di manapun, mulai dari Jakarta sampai ke ujung-ujung.”
Irena yang berpendidikan Institut Filsafat Teologia Katolik
(Seminari Agung) memberi contoh, sekolah-sekolah Kristen di Jakarta,
seperti Vincentius, Ursula, semuanya sama. Begitu pula di Surabaya,
seperti Santarisa, Gabriel, Santa Anis, Santa Maria, Vanlue, termasuk di
tempat Irena dahulu mengecap pendidikan.
Ketika ditanya, mengapa orang Islam menyekolahkan anaknya ke sekolah
Kristen? Kata Irena, boleh jadi karena pandangan orang tua, bahwa
sekolah tersebut terkenal disiplin dan mutunya yang tinggi. Untuk
belajar di sekolah Kristen, pihak sekolah tentu memberi persyaratan
kepada siswa muslim, yaitu mereka akan mendapat pengajaran agama Kristen
atau Katolik, termasuk ujian dan ulangannya, bahkan ke gereja setiap
satu bulan sekali.
Desastian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar