Posted by KabarNet pada 19/06/2012
BURMA
– Kekerasan di desa-desa Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine
(Arakan) di Burma (Myanmar), meliputi pembunuhan, penjarahan,
pembakaran, penangkapan masih berlangsung. Badan-badan internasional,
seperti PBB, masih tak berdaya menghadapi sekelompok etnis Buddha yang
didukung pasukan gabungan ‘keamanan’ Rakhine. Ribuan Muslim Rohingya
telah gugur akibat dibantai oleh etnis Rakhine secara brutal. Puluhan ribu lainnya menjadi tunawisma dan sedang menderita kelaparan dan pengobatan di Arakan.
Media-media Burma yang
pro-Rakhine telah menyebarkan propaganda terkait Muslim Rohingya. Mereka
menggambarkan bahwa Muslim Rohingya adalah teroris dan yang membunuh
serta membakar rumah-rumah etnis Buddha Arakan. Salah satu bukti bahwa
orang-orang etnis Rakhine-lah yang melakukan kekerasan adalah bisa
dilihat dari pakaian mereka yang memakai pakaian khas Buddhis atau
celana pendek. Perlu diketahui bahwa kebanyakan Muslim Rohingnya, mereka
biasa memakai sarung selutut, mungkin sangat jarang yang terlihat
memakai celana pendek. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa etnis
Buddha menyamar berpakaian seperti Muslim Rohingya, buktinya saja,
polisi Burma yang menangkapi para pemuda Rohingya yang kemudian disiksa,
mereka diperlengkapi senjata untuk diambil gambar mereka dan
disebarkan.
Ribuan lainnya terpaksa melarikan diri ke
negeri tetangga, Bangladesh, untuk menyelamatkan diri mereka. Sejumlah
Muslim berhasil sampai ke Bangladesh dan berdiam diri di kamp
pengungsian Lada, di selatan Bangladesh, yang dioperasikan oleh LSM
Muslim Inggris yang menyediakan pengobatan dan bantuan makanan. Namun
karena keterbatasan, kamp pengungsian dibangun dengan seadanya bahkan
tidak layak. Tak semua Muslim Rohingya dapat tinggal di kamp
pengungsian, disebabkan ribuan dari mereka telah diusir oleh otoritas
Bangladesh karena dianggap ilegal. Sementara sejumlah Muslim juga
ditahan oleh polisi-polisi perbatasan dan bahkan dihukum dijemur di atas
pasir pantai yang panas.
Muslim Rohingya baik yang masih tinggal
di Arakan dan sedang mengungsi ke negara tetangga, sedang dalam kondisi
kritis, butuh pertolongan segera dari dunia internasional. Hingga kini
Muslim Rohingya masih hidup dalam ketakutan.
Jumlah kematian Muslim di Arakan capai 6000 jiwa
Kabar pembunuhan, pembakaran, penjarahan, pemerkosaan serta penangkapan Muslim Rohingya di negara bagian Arakan (Rakhine), Burma (Myanmar) masih terdengar. Kekerasan kejam tersebut dilakukan oleh orang-orang kafir Buddha dan pasukan gabungan tentara Burma. Ribuan jiwa Muslim tak bersalah telah gugur (syahid insya Allah) dalam kekerasan yang memuncak akhir-akhir ini.
Kabar pembunuhan, pembakaran, penjarahan, pemerkosaan serta penangkapan Muslim Rohingya di negara bagian Arakan (Rakhine), Burma (Myanmar) masih terdengar. Kekerasan kejam tersebut dilakukan oleh orang-orang kafir Buddha dan pasukan gabungan tentara Burma. Ribuan jiwa Muslim tak bersalah telah gugur (syahid insya Allah) dalam kekerasan yang memuncak akhir-akhir ini.
Berdasarkan laporan dari forum Ansar
Al-Mujahidin, para saksi mata dari keluarga korban yang terus
berkomunikasi melalui telepon, memperkirakan bahwa jumlah kematian
Muslim di Arakan dapat mencapai 6000 jiwa hingga saat ini (innalillahi
wa innailaihi roji’uun). Sementara belum ada media yang dapat merinci
jumlah spesifik korban, mengingat media-media saat ini hanya menerima
laporan dari warga Rohingya di Arakan yang selamat dan masih bisa
berkomunikasi. Menurut saksi, jumlah-jumlah yang selama ini dinyatakan
hanya mewakili bahwa benar-benar terjadi pembantaian brutal terhadap
Muslim di Arakan.
Selain itu dikatakan bahwa para etnis
kafir Buddha telah membunuh ratusan orang Rohingya kemudian melemparkan
jasad mereka ke teluk Bengal. Untuk menyembunyikan fakta dan menyebarkan
propaganda busuk, para penganut Buddha etnis Rakhine itu menempatkan
pakaian-pakaian yang biasa dikenakan warga Buddha kepada Muslim yang
meninggal dan mengklaim bahwa mereka adalah jasad orang Buddha yang
menjadi korban.
Pasukan gabungan Nasaka dan orang-orang
Buddha Rakhine juga menangkapi warga-warga Rohingya dari desa-desa
mereka yang dapat memimpin penduduk Muslim, kebanyakan pria dewasa atau
para pemuda, dibawa ke tempat yang tidak diketahui dan dikabarkan telah
tewas tak terlihat oleh penduduk setempat.
Lebih jauh lagi, karena kebanyakan yang
dibunuh adalah Muslim laki-laki, sehingga banyak Muslim tinggal di rumah
mereka tanpa perlindungan dari laki-laki, dan banyak Muslimah serta
anak-anak yang melarikan diri menuju perbatasan Bangladesh, namun
ironisnya pasukan ‘keamanan’ perbatasan Bangladesh mengirim kembali
perahu-perahu mereka ke Myanmar, sehingga orang-orang kafir Buddha
menenggelamkan perahu-perahu kaum Muslimin dan membunuh para
penumpangnya.
Sementara puluhan ribu Muslim Rohingya di
kota-kota di Arakan sedang menderita kelaparan karena tidak ada pasokan
pangan yang cukup, juga karena toko-toko mereka telah dibakar habis,
dan mereka juga menderita karena harus menjadi tunawisma karena
rumah-rumah mereka ludes terbakar, hanya tinggal di tempat-tempat
pengungsian yang sangat buruk kondisinya. Source: Arrahmah.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar