ADAB IBADAH RAMADHAN
oleh : Syamsuddin Rudiannoor
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Allah Sub-hanahu wa Ta’ala sudah sangat rinci menerangkan petunjuk pelaksanaan ramadhan dalam Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 183 sampai 187. Dengan petunjuk ini, khususnya petunjuk ramadhan maka sempurnalah petunjuk Allah kepada ummat manusia.
Dalam kerangka menyemarakkan syiar ramadhan Allah berfirman dalam Al Baqarah 185: "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelasan dari petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)".
Dari ayat ini kita ambil hikmah bahwa Al Qur’an diturunkan dalam bulan ramadhan sehingga bulan ramadhan adalah bulannya Al Qur’an. Fungsi diturunkannya Al Qur’an juga sangat jelas yakni sebagai petunjuk bagi manusia, sebagai penjelas atas petunjuk itu sekaligus berfungsi sebagai pembeda atau parameter untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah.
Karena ramadhan adalah bulannya Al Qur’an dan bulan ibadah maka salah satu ibadah yang jamak dilakukan selama ramadhan adalah shalat, dzikir dan doa. Kenapa ummat Islam sangat intensif beribadah selama ramadhan? Salah satu alasannya adalah surah Al Baqarah ayat 186: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran".
Dari ayat ini dapatlah dipahami bahwa salah satu alasan ummat melakukan ibadah ramadhan adalah pada bulan itu kedekatan Allah dengan ummatnya betul-betul sangat dekat. Namun kedekatan itu tidak membawa manfaat apabila persyaratannya tidak digenapkan yaitu berdoa memohon kepada Allah serasa memenuhi segala perintah–Nya, teguh beriman kepada-Nya dan senantiasa istiqamah didalam kebenaran.
Karena persyaratan kabulnya permohonan kepada Allah harus memenuhi segala perintah–Nya, teguh beriman kepada-Nya dan senantiasa istiqamah didalam kebenaran serta karena Al Baqarah 185 dengan tegas menentukan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelasan dari petunjuk itu dan sebagai pembeda antara yang hak dan yang batil maka seluruh aktifitas ramadhan harus menyesuaikan dengan petunjuk Al Qur’an itu.
Maka bagi siapapun yang berdoa kepada Allah, dia harus memanfaatkan adab berdoa sebagaimana firman Allah surah Al A’raf ayat 55: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan dengan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.
Kemudian bagi siapa saja yang berdoa dan sholat, hendaklah dia memanfaatkan adab berdoa dan sholat sebagaimana firman Allah surah Al Isra ayat 110: “Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, dan bagi Dialah al asmaaulhusna. Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu didalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah diantara kedua itu."
Dengan demikian apabila kita berdoa sangat dianjurkan memakai al asmaa-ul-husna. Kemudian apabila kita sholat maka bacaan sholat tidak boleh dinyaringkan kecuali sekedar kebutuhan orang yang shalat dan jamaahnya saja.
Selanjutnya, Allah sangatlah banyak memerintahkan ummat Islam untuk berdzikir kepada-Nya. Namun untuk menciptakan suasana dzikir yang sesuai dengan petunjuk Allah, adalah wajib bagi siapapun dari ummat ini untuk berdzikir sesuai adab dzikir yang diperintahkan-Nya, yakni sebagaimana surah Al A’raf ayat 205: “Dan berdzikirlah menyebut Tuhanmu didalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, baik di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”.
Akhirnya, Allah pun memberikan adab tadarus Al Qur’an dengan firman-Nya dalam surah Al A’raf 204: “Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”.
Dari ayat ini didapat pelajaran bahwa tadarus Al Qur’an janganlah dilakukan secara beramai-ramai tetapi dibaca oleh satu orang dan didengarkan oleh jamaah yang lain.
Karena Al Qur’an adalah kitab dzikir yang bernama “adz-dzikra” maka adab berdzikir dengan Al Qur’an harus pula disesuai dengan ayat-ayat sebelumnya, yaitu tidak boleh dengan suara keras.
Kalau saja ummat ini melaksanakan peribadatan ramadhan sesuai petunjuk Al Qur’an maka tidak akan ada keluhan terhadap penyelenggaraan ibadah ramadhan.
Wallahu a’lam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Oleh-oleh Kalimantan
Jan 12 Oleh-oleh Kalimantan Kami juga memasarkan beberapa jenis oleh-oleh khas Kalimantan, diantaranya mandau, tas manik motif Da...
-
KULAT ALIAS JAMUR Jamur merupakan tumbuhan yang tidak memiliki klorofil (zat hijau daun) sehingga tidak bisa menghasilkan mak...
-
Kalau sebelumnya Barito Raya Pro memperkenalkan Keripik Lambiding atau keripik Kelakai, Keripik Paku, Keripik Mandai, St...
-
ADAB IBADAH RAMADHAN oleh : Syamsuddin Rudiannoor إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِن...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar