Ahad, 01 Apr 2012, Repro VOA ISLAM.Com
Di Barat, tiap tanggal 1 April diperingati hari “April Mop.”
Sedangkan di Indonesia, di berbagai kota besar, tak jarang kaula muda
Muslim latah mengikuti tradisi April Mop. Pada hari itu, mereka
diperbolehkan dan sah-sah saja menipu teman, mengisengi kawan, ngerjain
guru, ngusilin orang tua, membohongi saudara, atau yang sejenisnya, di
mana sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya
telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya, jika sang target April Mop
sudah sadar bahwa dirinya dijadikan target April Mop, mereka juga akan
tertawa atau minimal mengumpat sebal, tapi tidak akan marah sungguhan.
Seolah-olah 1 April adalah hari di mana keisengan dan kebohongan
harus berjalan sempurna dan akurat, zero tolerance bagi kesalahan. Jika
berhasil ngisengin sang target, maka yang didapat adalah rasa puas dan
sensasi plong.
Kaula muda Muslim itu latah dalam April Mop karena ikut-ikutan
tradisi bule tanpa mengkritisi apa hakikat April Mop yang di Barat lebih
dikenal dengan “The Aprils Fool Day” itu. Mereka begitu mudah meniru
budaya bule karena suburnya rasa rendah diri terhadap orang-orang bule.
Minder terhadap orang bule ini adalah sisa peninggalan penjajahan
Belanda di Indonesia selama berabad-abad lamanya, inlanderr, terhadap superioritas bangsa kulit putih.
…Perayaan April Mop sesungguhnya berawal dari satu tragedi yang sangat menyedihkan dan memilukan dalam episode sejarah Muslim Spanyol tahun 1487…
SEJARAH APRIL MOP
Perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan dan
kepuasan itu sesungguhnya berawal dari satu tragedi yang sangat
menyedihkan dan memilukan. April Mop atau The April’s Fool Day berawal
dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tanggal 1 April 1487.
Sebelum sampai pada tragedi tersebut, ada baiknya menengok sejarah
Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan Islam.
Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-9 M oleh Panglima Thariq bin
Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur.
Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan
pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Prancis. Prancis Selatan
dengan mudah bisa dibebaskan. Kota Carcassonne, Nimes, Bordeaux, Lyon,
Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walau sangat kuat, pasukan Islam
masih memberikan toleransi kepada suku Got dan Navarro di daerah sebelah
Barat yang berupa pegunungan.
Islam telah menerangi Spanyol. Karena sikap para penguasa Islam
begitu baik dan rendah hati, maka banyak orang-orang Spanyol yang
kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan
hanya beragama Islam, namun mereka sungguh-sungguh mempraktikkan
kehidupan secara Islami. Mereka tidak hanya membaca Al-Qur’an, tapi juga
bertingkah laku berdasarkan Al-Qur’an. Mereka selalu berkata tidak
untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam.
Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.
Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa
kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun
mereka selalu gagal. Telah beberapa kali dicoba tapi selalu tidak
berhasil. Dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat
Islam di Spanyol. Akhirnya mata-mata itu menemukan cara untuk
menaklukkan Islam di Spanyol, yakni pertama-tama harus melemahkan iman
mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya.
…cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya. Maka mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol…
Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirim alkohol dan rokok
secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk
membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari ketimbang
baca Al-Qur’an. Mereka juga mengirim sejumlah ulama palsu yang kerjanya
meniup-niupkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol.
Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.
Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan Salib. Penyerangan
oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal
peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, juga penduduk
sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua, jompo, semuanya
dihabisi secar sadis.
Satu persatu daerah Spanyol jatuh, Granada adalah daerah terakhir
yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol –yang juga
disebut orang Moor– terpaksa berlindung di dalam rumah untuk
menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen terus mengejar mereka.
Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang
bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui
bahwa banyak Muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah.
Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para
Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan
berlayar keluar dari Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan
mereka.
“Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami
persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin
keluar dari Spanyol. Setelah ini kami tidak akan memberikan jaminan
lagi,” demikian bujuk tentara Salib.
Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa orang
Islam diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah
dipersiapkan di pelabuhan setelah benar-benar melihat ada kapal yang
sudah dipersiapkan, maka mereka segera bersiap untuk meninggalkan
Granada bersama-sama menuju ke kapal-kapal tersebut. Mereka pun bersiap
untuk berlayar.
Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim Granada yang keluar dari
rumah-rumahnya dengan membawa seluruh barang keperluannya beriringan
jalan menuju ke pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai
tntara Salib bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumah mereka.
Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat
tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan
penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika para
tentara Salib itu membakari rumah-rumah tersebut bersama orang-orang
Islam yang masih bertahan di dalamnya.
Sedang ribuan umat Islam yang bertahan di pelabuhan hanya bisa
terpana ketika tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dijanjikan
akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat
tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka
sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para
perempuan dan anak-anak yang masih kecil. Sedang tentara Salib itu telah
mengepung dengan pedang terhunus.
Dengan satu teriakan komando dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib
itu segera membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa perasaan
belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Dengan buas tentara
Salib terus membunuhi warga sipil yang sama sekali tidak berdaya.
…Ribuan Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan sadis. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. …
Ribuan Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan sadis.
Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi
merah kehitam-hitaman. Tragedi yang bertepatan dengan 1 April inilah
yang kemudian diperingati oleh dunia Kristen setiap tanggal 1 April
sebagai “April Mop” (The Aprils Fool Day).
Pada tanggal 1 April, orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong
kepada orang lain. Bagi umat Kristiani, April Mop merupakan hari
kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara Salib
melalui cara yang licik, tipuan dan dusta yang sadis. Sebab itu, mereka
merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan,
walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan belaka.
Bagi umat Islam, April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat
menyedihkan. 1 April tahun itu adalah hari di mana saudara-saudaranya
seiman ditipu, disembelih, dibakar dan dibantai oleh tentara Salibis di
Granada, Spanyol. Sebab itu, terkutuklah orang Islam yang ikut-ikutan
merayakan April Mop. Pantaskah orang-orang Islam itu ikut bergembira dan
tertawa ria atas tragedi tersebut?
…sampai hatikah kita latah merayakan April Mop yang latar belakangnya adalah peringatan atas penipuan dan pembantaian pasukan Salibis terhadap ribuan Muslim Spanyol…
Bagi kita yang paham akan sejarah April Mop, sampai hatikah kita
latah merayakan April Mop yang latar belakangnya adalah peringatan atas
penipuan dan pembantaian pasukan Salibis terhadap ribuan Muslim Spanyol?
[taz/voa-islam.com]
Maraji’: Rizki Ridyasmara, Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween, So Whatt?, Pustaka Al-Katutsar, Jakarta 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar