NIKMAT TERKHIANATI DARI DALAM ISLAM
Oleh: SYAMSUDDIN RUDIANNOOR
Khutbah Jum'at di Masjid As-Sunnah Buntok tanggal 5 Oktober 2012
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ.: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. : يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ
الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً
سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ
أَصْدَقَ ا لْحَدِيثِ كِتَابُ
اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Telah terjadi berbagai kabar buruk terhadap Islam
berupa penistaan, pelecehan Nabi Muhammad SAW, penghinaan melalui film
Innocences of Muslim, pembakaran Al Qur’an, Kartun Nabi Muhammad, stigma
Teroris dan berbagai pelecehan lainnya.
Banyak dari hal-hal buruk itu berasal dari ummat
pendengki di luar Islam namun banyak juga yang datang dari ummat Islam sendiri. Dan salah satu yang datang dari dalam ummat Islam
sendiri sebagai mana dinyatakan Allah dalam surah Ali Imran ayat 7: "Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di
antaranya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan
yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya
condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang
mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal
tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang
mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang
mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal."
Ayat
ini tegas menunjukkan banyaknya oknum dari dalam ummat Islam sendiri yang sangat gandrung atau hobi
memplintir ayat-ayat Allah untuk menimbulkan fitnah dan menimbulkan takwil atau
tafsir-tafsir sesuka hati.
Agar terhindar dari hobi buruk ini maka Allah
mengajarkan doanya sebagai mana QS Ali Imran ayat 8: "(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati
kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya
Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."
Lalu bagai
mana agar kita senantiasa beroleh nikmat, selamat dari dosa takwil-mentakwil dan menimbulkan fitnah dalam
ber-islam? Allah menjelaskan solusinya dalam rangkaian ayat dalam surah An Nisa
ayat 59 sampai 70. Dalam An Nisa
59 sampai 65 Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik takwil / akibatnya".
Inilah jawaban
Allah bahwasanya sebaik-baik takwil adalah takwil Allah karena hanyalah Allah
yang Maha Mengetahui. Artinya, haram bagi kita berislam dengan mengandalkan
takwil-takwil pribadi atau kelompok kecuali takwil itu resmi berdasarkan takwil Allah dan Rasul-Nya.
Dan ulil amri yang dimaksud dalam ayat ini tiada lain adalah siapa pun yang
membawa kepada Allah dan Rasul secara mutlak. Tidak dikatakan ulil amri apabila
para pemimpin itu tidak mau kepada Allah dan Rasul-Nya dalam semua urusan.
Selanjutnya An Nisa 60 Allah
berfirman: "Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya
telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang
diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka
telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan
mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya".
Coba bayangkan
ayat-ayat diatas. Apakah mungkin ulil amri mengaku beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya padahal disaat yang sama tidak memperjuangkan hukum-hukum Allah,
malah memperjuangkan hukum-hukum thaghut? Sungguh ini sebuah kesesatan yang
jauh.
AN NISAA' (4:61): "Apabila dikatakan kepada
mereka: "Marilah kepada hukum yang Allah telah turunkan dan
kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi
(manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu".
AN NISAA' (4:62): "Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik)
ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian
mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, kami sekali-kali
tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna".
Nah lho.., coba perhatikan detail ayat ini. Ternyata para ulil amri kita sangatlah pandai dalam mengambil hati kaum muslimin, sampai-sampai perbuatan mereka yang semestinya diazab Allah sebagai hukuman bagi munafik malah dipandang sebagai penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna. Mereka memang ahli koalisi ..., ahli talbis ...., ahli setor muka kepada semua fihak. Ketahuilah, para ulil amri kita itu, para pemimpin kita: "Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di
dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka
pelajaran dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa
mereka".(An Nisa 63).
Dengan demikian ayat ini tegas
menunjukkan tidak adanya ketaatan kepada ulil amri yang munafik dan menolak
syariat meskipun dalam waktu bersamaan kita harus tetap berdakwah kepada
mereka dengan seruan yang menyentuh.
AN NISAA' (4:64): "Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk ditaati
dengan seizin Allah. Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya dirinya datang
kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk
mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang".
.
Wahai para ulim amri kami, marilah kita sama-sama taat kepada Allah dan Rasul-Nya saja. Mari kita bertaubat dari aniaya diri, karena sesungguhnya Allah itu maha penerima taubat lagi maha penyayang. Yang pasti surah An Nisa' (4:65) Allah berfirman: "Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak
merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya".
Mari kita terima Islam sebagai nikmat Allah secara kaffah. Islam itu bukanlah khianat. Kita tutup khutbah pertama ini dengan firman Allah surah Al Baqarah ayat 41-42: "41]. Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an), yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu
menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan
ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus
bertakwa [42]. Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan
janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui".
|
KHUTBAH
KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ.
أَمَّا بَعْدُ؛
QS Ali Imran 102: Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Islam.
|
Jamaah yang berbahagia.
Tentu
saja ulil amri adalah siapa saja pemegang urusan ummat yang dalam kapasitasnya
mengemban amanah senantiasa mengajak kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan
demikian diharapkan termasuk kedalam orang-orang yang memperoleh nikmat sebagai
mana keterangan An Nisa Ayat 69 berikut: "Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu:
Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang
saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya".
AN NISAA' (4:70): "Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup
mengetahui."
Inilah kesempurnaan Islam, nikmat Allah kepada kita. Kunci sukses meraih
nikmat Islam pun sangatlah lugas yaitu taqwa, yakni menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Allah
berfirman dalam QS
Ali Imran 31: “Katakanlah: "Jika kamu mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu."
Allah pun menegaskan lagi : "[3:19] Sesungguhnya Din di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang
telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah
maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS Ali Imran 19).
|
|
|
|
|
Kuala
Kapuas, 21 September 2012