Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)
memang masih dijumpai di hutan alam kabupaten Barito Selatan.
Keberadaanya terdeteksi dari kunjungan kami awal Desember 2014 di hutan
desa Madara, Tetei Lanan dan desa Sire. Ini tidak termasuk wilayah desa
Sanggu sebagai tempat pertama dikenalkannya anggrek hitam di Barito
Selatan. Masalahnya hutan semakin menyusut, baik akibat perambahan,
pertambangan, kebakaran lahan, juga alih fungsi menjadi pemukiman, lahan
perkebunan dan pertanian. Dengan demikian tanda-tanda kepunahan anggrek
alam sudah sangat gawat darurat.
Memang anggrek alam ini dipelihara dengan baik di Taman Nasional "Kersik Luai"
Kalimantan Timur. Namun sebagai tumbuhan endemik hutan Barito Selatan
kiranya habitat alaminya harus juga dipertahankan. Paling tidak
Pemerintah Daerah mau mencadangkan lahan hutan untuk mempertahankan
anggrek ini berikut kekayaan apa saja yang ada di dalamnya. Terus
terang, kami sangat khawatir dengan perkembangan yang kurang baik ini.
Anggrek Hitam tersusun pada rangkaian tandan dengan panjang 15-20 cm. Jumlah
bunganya mencapai 14 kuntum per tandan. Kelopak bunga berbentuk lanset,
lancip dan berwarna hijau muda. Mahkota bunganya lancip berwarna hijau
muda, di tengahnya terdapat lidah berbentuk biola bertekstur
warna hitam dengan latar hijau muda.
.
Barsel Promo : Syamsuddin Rudiannoor (0813 4960 6504) Info Anggrek : Maidi (0852 4951 3880)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar