JAKARTA (idc.voa-islam.com) – Berbagai
ujian berat yang dipikulnya, tak membuat Heri Suranto untuk absen dari
medan jihad. Hingga tubuhnya lumpuh di balik terali besi, semangatnya
untuk mengibarkan bendera jihad tak pernah padam.
Ayah paroh baya yang berprofesi sebagai TU di SMA Swasta dan tukang
servis komputer ini bergabung dalam kafilah mujahidin Aceh untuk
menegakkan syariat I’dad yang diperintahkan Allah SWT dalam Al-Qur’an.
Karena aktivitasnya bertentangan dengan sistem thaghut, ia pun ditangkap
pada Jumat (14/5/2010), pukul 14.45 WIB di kediaman mertuanya, Kampung
Semanggi, Pasar Kliwon, Solo dengan tuduhan terorisme. Dalam
persidangan, Heri divonis 6 tahun penjara terhitung bulan Mei dua tahun
lalu.
Kini, ayah empat orang anak itu menghuni sel di Lembaga
Pemasyarakatan (lapas) Cipinang, bersama limapuluhan aktivis Islam
lainnya. Kondisi fisik yang tidak prima, membuat ayah empat orang anak
ini menderita kelumpuhan. Sehari-hari Heri hanya bisa berbaring atau
duduk di atas kursi roda, dengan kondisi leher yang ditopang menggunakan
alat penyangga leher.
Heri pun diobati dengan standar klinik Lapas. Untuk mendukung
pengobatannya, maka sejak Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) pun
turun tangan. Bulan Februari 2012, atas bantuan dr Joserizal, Ketua
Presidium MER-C, dilakukan cek MRI di RSP Pertamina Jakarta. Hasilnya
positif Heri menderita TB Tulang. Selain itu, organ tulang belakangnya
patah beberapa ruas yang mengakibatkan kaki kiri dan kanannya mengalami
lumpuh.
“Pak Heri menderita Spondilitis TB dengan Paraparese,” ujar Joserizal
kepada idc.voa-islam.com. “Dengan lumpuh kaki ke bawah, tidak bisa
bergerak. Waktu awal ketemu di masih terlentang, kalau dimiringkan
badannya dia sakit, sekarang sudah mulai bisa duduk. Obat dari kita
selain itu kita juga berikan telur ayam kampong 90 butir satu bulan dan
susu,” tambahnya.
…Pengerahan dana (IDC) untuk itu saya dukung. Saya setuju adanya pengerahan dana untuk ikhwan-ikhwan yang ada di dalam penjara, terutama yang sedang mengalami sakit, ujar Ustadz Abu Bakar Ba’asyir…
Karena penyakit yang dialaminya cukup berat dan perlu penanganan
khusus yang tidak mungkin dilakukan di dalam klinik lapas, maka Heri pun
dirawat khusus. Pihak lapas cukup akomodatif, sehingga perawatan
terhadap Heri diizinkan dilakukan di ruangan khusus di ‘blok teroris’
karena harus dijaga para ikhwan secara piket. Dalam satu hari satu
malam, enam orang ikhwan bertugas piket menjaga dan merawat Pak Heri.
Para ikhwan yang menjadi “petugas” piket itu membantu semua keperluan
Heri dari wudhu, mandi, istinjak (buang air besar dan buang air kecil)
dan lain-lain. Untuk istinjak misalnya, Heri harus dibantu para ikhwan
mengunakan tissu kering dan tissu basah.
“Kalau untuk keseharian saya disarankan dari MER-C saya mengkonsumsi
telur ayam kampung, susu, dan buah-buahan. Saya tidak boleh tidur di
kasur, harus di tempat yang agak keras untuk meluruskan tulang. Kursi
roda juga sudah ada, peninggalannya Abdul Hamid yang dulu sempat lumpuh
juga,” ujar Heri kepada idc.voa-islam.com.
Untuk terapi penyembuhan, alhamdulillah MER-C aktif menyuplai berbagai obat-obatan, vitamin, telur, handscoen, extension brace (korset
di badan) dan penyangga di leher untuk Heri. Berbagai keperluan itu
disuplai rutin setiap bulan sesuai permintaan pihak lapas. Sedangkan
keperluan penambahan gizi, seperti madu, telur ayam kampung, susu,
alat-alat kesehatan dan kebutuhan ikhwan piket lainnya disuplay oleh
Infaq Dakwah Club (IDC) voa-islam.com. Sampai berita ini diturunkan,
sudah dua bulan IDC menyalurkan bantuan muhsinin voa-islam.com sejak
April 2012.
Meski fisiknya yang lemah harus memikul ujian yang sangat berat, Heri
tetap istiqamah. Ia bersyukur dan terharu dengan kuatnya ukhuwah para
mujahidin di lapas. “Kita dirawat di sini bersama ikhwan-ikhwan. Saya
tidak mau dikarantina karena kalau karantina tidak ada yang menunggu.
Dan alhamdulillah mereka menganggap saya seperti orang tua sendiri
karena mereka kan masih muda-muda dan mereka bagus-bagus,” paparnya.
Heri berharap agar bisa dirawat di rumah agar tidak merepotkan banyak
orang. “Harapan saya, karena saya masih sakit seperti ini inginnya bisa
dirawat sama keluarga, agar bisa lebih tenang. Tapi kondisinya saya kan
tahanan khusus, jadi agak pesimis,” ungkapnya.
Masih tersisa waktu enam tahun penjara yang harus dialami oleh Heri
Suranto, sehingga kebutuhan pengobatan dan para ikhwan petugas piket
yang menjaganya harus disuplay oleh kaum Muslilmin lainnya. Dan selain
Heri, masih banyak mujahid lainnya yang wajib dibantu oleh kaum
Muslimin.
Dr Joserizal berharap, agar umat Islam bahu-membahu kepada keluarga
Heri Suranto dan para mujahidin lainnya. “Kalau bisa kita bagi-bagi
tugas untuk membantu keluarga mereka, kesulitan mereka secara ekonomi
jangan sampai Densus pula yang bantu mereka, karena tidak ada lembaga
zakat yang mau menghanle mereka,” tegasnya.
…Kalau bisa kita bagi-bagi tugas untuk membantu keluarga mereka, karena tidak ada lembaga zakat yang mau menghanle mereka, ujar dr Joserizal…
Senada itu, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir mengimbau kaum Muslimin agar
mendukung kebutuhan para aktivis Islam yang sedang dipenjara rezim
thaghut, terutama para aktivis yang sedang sakit.
“Pengerahan dana (IDC) untuk itu saya dukung. Saya setuju adanya
pengerahan dana untuk ikhwan-ikhwan yang ada di dalam penjara, terutama
yang sedang mengalami sakit,” ujarnya kepada idc.voa-islam.com di sel
Mabes Polri.
Duka umat Islam adalah duka kita semua, dan kebahagiaan kita harus
bisa mereka rasakan juga. Karena setiap umat beriman itu bersaudara
seperti satu jasad yang utuh.
“Orang-orang mukmin itu bagaikan seorang manusia yang satu. Jika
kepalanya terasa sakit, maka seluruh badannya pun ikut merasakan demam
dan tidak bisa tidur” (Muttafaq ‘Alaih).
…Orang-orang mukmin itu bagaikan seorang manusia yang satu. Jika kepalanya terasa sakit, maka seluruh badannya pun ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur…
Dengan membantu saudara sesama Muslim yang tertimpa musibah, insya
Allah kita akan mendatangkan barakah dan kemudahan di dunia dan
akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia,
maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa
memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan
memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR Muslim).
Bantuan untuk program DINAR (Dana Infaq Darurat) untuk para mujahidin
dan keluarganya ini bisa disampaikan melalui rekening Infaq Dakwah Club
(IDC) voa-islam.com:
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)No.Rek. 0132465841
a/n Budi Haryanto
2. Bank Syariah Mandiri (BSM)
No.Rek: 0120043587
a/n Budi Haryanto
3. Bank Mandiri
No.Rek: 0060006012623
a/n Budi Haryanto
4. BCA (Bank Central Asia)
No.Rek: 6310230497
a/n Budi Haryanto
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan dana lainnya, silahkan tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.00,- Rp 103.000,- dan seterusnya.
- Info dan konfirmasi: Mumtaz (08999.704050).
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di idc.voa-islam.com. [taz, wid]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar