SOLO (voa-islam.com) –
Ditemui selepas memberikan kajian rutin di masjid Fauziah Ponpes Al
Mukmin Ngruk,i Sukoharjo, Jum’at (3/8/2012), Ustadz Aris Munandar
Al-Fattah, Lc. menegaskan bahwa dirinya tidak ingin masuk dalam
permainan politik terkait beredarnya SMS propaganda di kalangan umat
Kristiani untuk mendukung Wakil Walikota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo
sebagai penguasa Solo.
Beliau
meletakkan permasalahan ini menurut kacamata Islam, yakni cara pandang
sesuai dengan Al-Qur’an apa adanya. Sebab pijakan umat Islam dalam
memilih pemimpin memang harus didasari berdasarkan Al-Qur’an dan
As-Sunah.
“Kita ini dilarang mengambil kepemimpinan selain dari kita (non muslim, red)”, ujarnya sambil mengutip surat Ali Imran ayat 118:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لا
يَأْلُونَكُمْ خَبَالا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ
مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا
لَكُمُ الايَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman
kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak
henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa
yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa
yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh
telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.”
Menurut
pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Solo ini, Islam telah
memberikan hujjah yang sangat jelas dalam masalah kepemimpinan, agar
tidak memilih pemimpin yang berasal dari orang-orang kafir.
Seperti
diketahui, saat ini di Indonesia marak model pasangan calon Bupati atau
Gubernur yang menyandingkan pemimpin muslim didampingi dengan non
muslim. Issu paling hangat terkait hal ini adalah Pemilukada yang
sekarang sedang berlangsung di DKI Jakarta dimana Jokowi (Muslim)
berpasangan dengan Ahok (Kristen).
Hal ini
di sinyalir oleh ustadz Aris sebagai satu sinyalemen pembentukan
mainstream pluralisme dengan dengan modus pasangan calon pemimpin beda
agama. Jika kemudian hal ini dibiarkan dan berhasil maka dikhawatirkan,
masyarakat khususnya umat Islam akan sulit menolak modus seperti hal ini
karena telah menjadi tren.
Untuk
itu ia berpesan kepada umat Islam untuk mewaspadai model kepemimpinan
pluralis. Ia menambahkan bahwa dengan melihat intrik-intrik yang di buat
oleh musuh-musuh Islam, maka umat Islam harus melakukan penolakan
terhadap kepemimpinan pluralis dengan segenap kemampuan yang dimiliki.
“Dalam hal ini (pemimpin beda agama, red), umat Islam harus menolaknya dengan kemampuan yang dimiliki”, tegasnya. [asg/Kru FAI]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar