Selasa, 05 Februari 2013

BAGAIMANA MENYIKAPI NATAL


Khutbah Jum'at di Masjid As-Sunnah Buntok tanggal 28 Desember 2012

KHUTBAH PERTAMA
 إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.:             
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.


Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Dalam bulan-bulan ini kita berada dalam situasi dimana ummat Nashrani merayakan Natal 25 Desember 2012 dan dilanjutkan tahun baru tanggal 1 Januari 2013. Lalu bagai mana kita bersikap?

Berdasarkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 1981 dimasa kepemimpinan Prof. Dr. Buya Hamka, ummat Islam dilarang ikut perayaan Natal Bersama dan Mengucapkan Selamat Natal. Dasar yang dipakai antara lain:


a. Al Qur’an surah Al Ikhlas ayat 1 – 4 :  Katakanlah: "Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan  yang bergantung kepada-Nya segala makhluk. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".

b.   Allah juga berfirman dalam surah Al Kafirun ayat 1-5: Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku".

Dengan demikian secara sederhana dapat disimpulkan bahwa umat Islam diharamkam mengucapkan Selamat Natal dan menghadiri Natal karena sangat berlawanan dengan kedua ayat Allah diatas. Bagaimana mungkin kita mengucapkan selamat hari lahir kepada Tuhan padahal Allah tidak beranak dan tidak dilahirkan. Allah juga melarang  mengcampur-adukkan agama sebagai mana surat Al Kafirun diatas, jadi kenapa kita harus ragu.


Jamaah yang berbahagia.

Perayaan Natal baru tercetus antara tahun 325 - 354 M oleh Paus Liberius. Perayaan tersebut sesungguhnya adalah momentum penyembahan Dewa Matahari. Hari Raya Penyembahan tersebut terkadang juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 28 April, 18 Mei atau 18 Oktober. Karena budaya ini sangat mengakar dikalangan bangsa Romawi maka tatkala kemudian Kaisar Konstantin sebagai Raja Romawi memeluk agama Kristen, maka dalam Konsili (Kongres, Muktamar) tahun 325 beliau menetapkan tanggal 25 Desember sebagai tanggal Kelahiran Tuhan Yesus Kristus. 

Ternyata penetapan tanggal lahir Tuhan Yesus tidak didukung oleh firman Tuhan. Justru sebaliknya Perayaan Natal tanggal 25 Desember ditolak oleh Al Kitab dan sumber-sumber Kristen lainnya.

Penolakan Pertama : Dalam Injil Perjanjian Baru, Lukas 2 ayat 1 – 8: Yesus lahir pada masa kekuasaan Kaisar Agustus yang saat itu sedang melaksanakan Sensus Penduduk (tahun 7 M = 579 Romawi). Yesus dilahirkan di Betlehem pada malam hari disaat gembala sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang rumput. Maria membungkus bayinya dengan kain lampin dan membaringkannya dalam palungan (tempat makanan ternak sapi, domba).

Namun menurut Injil Perjanjian Baru, Matius 2 ayat 1, 10-11: Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di Tanah Yudea pada zaman Raja Herodes (mati 4 thn SM), datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersuka citalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah  itu dan melihat anak itu bersama Maria ibunya.

Jadi menurut Matius, Yesus lahir dimasa pemerintahan Raja Herodes yang memerintah tahun 37 SM – 4 SM, ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur.

Dari kedua Injil tersebut tampak perbedaan masa kelahiran Yesus, dimana Lukas menyebut Yesus lahir di zaman Kaisar Agustus sedangkan Matius menyebutkan di zaman Raja Herodes.

Kedua Injil menolak tanggal 25 Desember sebagai kelahiran Yesus karena digambarkan Yesus lahir tatkala bintang-bintang muncul di langit, gembala menjaga kawanan dombanya yang dilepas bebas di padang rumput sehingga ini menggambarkan musim panas. Dan menggembala di malam hari tentu mengandalkan cahaya dari langit (bulan, bintang) dengan alasan menghindari sengatan panas matahari. Artinya, mustahil Yesus lahir tanggal 25 Desember di musim salju yang membeku. 


Penolakan Kedua: Pada abad ke 6 Kaisar Justinian memerintahkan kepada Dionisius Exegius untuk membuat Kalender Masehi menggantikan Penanggalan Romawi. Ummat Kristen beranggapan Tuhan Yesus lahir tahun 1 Masehi. Namun Injil Lukas 2 : 1 menyatakan Yesus lahir pada masa pemerintahan Kaisar Agustus (27 SM 14 M) dan Injil Matius menyatakan Yesus lahir pada masa Raja Herodes (37 SM – 4 SM). Dari fakta ini jelas bahwa Yesus yang diyakini dilahirkan tahun 1 Masehi tidak terbukti karena Kalender Masehi yang dibuat oleh Dionisius Exegius (sekitar 500 tahun setelah kelahiran Yesus) mengalami kesalahan fatal. Paling tidak Yesus dilahirkan 4 tahun sebelum tahun 1 Masehi. Dengan demikian tahun 1 sebagai awal perhitungan tahun Masehi tertolak.


Penolakan Ketiga: Sumber-sumber Kristen lain yang menolak 25 Desember sebagai Hari Natal adalah:

1. Catholic Encyclopedia, edisi 1911 tentang Christmas : “Natal bukanlah upacara gereja yang pertama melainkan diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus”. Dalam buku yang sama tentang “Natal Day” dinyatakan: “Di dalam kitab suci tidak ada seorang pun yang mengadakan upacara atau merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir’aun dan Herodes) yang berpesta-pora merayakan kelahirannya ke dunia ini.”

2. Encyclopedia Britanica, edisi 1946: “Natal bukanlah upacara geraja abad pertama. Yesus Kristus dan para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya dan Bible juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh Gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”

3. Encyclopedia Americana, edisi 1944: Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh ummat Kristen. Pada umumnya umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut. (Perjamuan Suci yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus). Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus yang diambil dari pesta bangsa Roma yang merayakan hari kelahiran Dewa Matahari. Sebab tidak seorang pun yang mengetahui hari kelahiaran Yesus.


Jamaah Jum’at yang berbahagia.

Teks Islam juga menolak hari, tanggal, bulan dan tahun kelahiran Yesus tanggal 25 Desember, kalau benar yang bersangkutan Nabi Isa alaihisalam. Hal ini diterangkan panjang lebar dalam Al Qur’an Surah Maryam, paling tidak Maryam 22 – 26:

[19:22] Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.

[19:23] Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan".

[19:24] Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.

[19:25] Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah  kurma yang masak kepadamu,
[19:26] maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini".


Rangkaian ayat tersebut jelas bahwa Nabi Isa dilahirkan di padang yang relatif terbuka, di bawah pohon kurma yang sedang masak, di dekat sungai yang airnya jernih dan mengalir. Hal ini menunjukkan bahwa musim kurma matang dan air sungai yang mengalir tidak mungkin terjadi bulan Desember di musim salju yang membeku. Artinya, Nabi Isa tidak lahir di musim dingin.


Melengkapi keterangan ini mari kita simak surah Al Mukminun ayat 50:
[23:50] Dan telah Kami jadikan (Isa) putera Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.

Inilah bukti lain bahwa Isa bin Maryam dilahirkan di sekitar padang rumput yang memiliki sumber-sumber mata air yang tidak membeku. 

Lalu bagai mana mungkin kita bisa mengucapkan selamat Natal kepada kepada oknum yang dilahirkan pada tanggal, bulan dan tahun yang sama sekali berbeda?




KHUTBAH KEDUA
 
  إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
أَمَّا بَعْدُ؛

Jamah Jum’at yang berbahagia

Dari rangkaian dalil di atas sangatlah jelas bahwa baik naskah Kristen maupun Islam tidak satu pun yang membenarkan Natal pada tanggal 25 Desember. Oleh karen itu sudah semestinya kita hanya beribadah berdasarkan keyakinan yang pasti, dasar agama yang benar dan jangan ikut-ikutan mencampur-adukkan keyakinan dari masing-masing agama. Sangat jelas bagi kita Allah berfirman dalam surah Al Maidah ayat 72 - 80:

[72] Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dlalim itu seorang penolong pun. 

[73] Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. 

[74] Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 

[75] Al Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagai mana mereka berpaling. 

[76] Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudarat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?" Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 

[77] Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus." 

[78] Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. 

[79] Mereka satu sama lain tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. 

[80] Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan.


Kuala Kapuas, 21-12-2012




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oleh-oleh Kalimantan

Jan 12 Oleh-oleh Kalimantan Kami juga memasarkan beberapa jenis oleh-oleh khas Kalimantan, diantaranya mandau, tas manik motif Da...