Khutbah Jum'at di Masjid As-Sunnah Buntok tanggal 28 Desember 2012
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ
وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.:
أَمَّا
بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ
هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ
مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Dalam
bulan-bulan ini kita berada dalam situasi dimana ummat Nashrani
merayakan Natal 25 Desember 2012 dan dilanjutkan tahun baru tanggal 1
Januari 2013. Lalu bagai mana kita bersikap?
Berdasarkan
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 1981 dimasa kepemimpinan
Prof. Dr. Buya Hamka, ummat Islam dilarang ikut perayaan Natal Bersama
dan Mengucapkan Selamat Natal. Dasar yang dipakai antara lain:
a. Al Qur’an surah Al Ikhlas ayat 1 – 4 : Katakanlah: "Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala makhluk. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".
b. Allah juga berfirman dalam surah Al Kafirun ayat 1-5: Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir, Aku
tidak akan menyembah apa yang kamu. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang
aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku
sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku".
Dengan
demikian secara sederhana dapat disimpulkan bahwa umat Islam diharamkam
mengucapkan Selamat Natal dan menghadiri Natal karena sangat berlawanan
dengan kedua ayat Allah diatas. Bagaimana mungkin kita mengucapkan
selamat hari lahir kepada Tuhan padahal Allah tidak beranak dan tidak
dilahirkan. Allah juga melarang mengcampur-adukkan agama sebagai mana surat Al Kafirun diatas, jadi kenapa kita harus ragu.
Jamaah yang berbahagia.
Perayaan
Natal baru tercetus antara tahun 325 - 354 M oleh Paus Liberius.
Perayaan tersebut sesungguhnya adalah momentum penyembahan Dewa
Matahari. Hari Raya Penyembahan tersebut terkadang juga diperingati pada
tanggal 6 Januari, 28 April, 18 Mei atau 18 Oktober. Karena budaya ini
sangat mengakar dikalangan bangsa Romawi maka tatkala kemudian Kaisar
Konstantin sebagai Raja Romawi memeluk agama Kristen, maka dalam Konsili
(Kongres, Muktamar) tahun 325 beliau menetapkan tanggal 25 Desember
sebagai tanggal Kelahiran Tuhan Yesus Kristus.
Ternyata
penetapan tanggal lahir Tuhan Yesus tidak didukung oleh firman Tuhan.
Justru sebaliknya Perayaan Natal tanggal 25 Desember ditolak oleh Al
Kitab dan sumber-sumber Kristen lainnya.
Penolakan Pertama
: Dalam Injil Perjanjian Baru, Lukas 2 ayat 1 – 8: Yesus lahir pada
masa kekuasaan Kaisar Agustus yang saat itu sedang melaksanakan Sensus
Penduduk (tahun 7 M = 579 Romawi). Yesus dilahirkan di Betlehem pada
malam hari disaat gembala sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang
rumput. Maria membungkus bayinya dengan kain lampin dan membaringkannya
dalam palungan (tempat makanan ternak sapi, domba).
Namun
menurut Injil Perjanjian Baru, Matius 2 ayat 1, 10-11: Sesudah Yesus
dilahirkan di Betlehem di Tanah Yudea pada zaman Raja Herodes (mati 4
thn SM), datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem ketika
mereka melihat bintang itu, sangat bersuka citalah mereka. Maka masuklah
mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria ibunya.
Jadi
menurut Matius, Yesus lahir dimasa pemerintahan Raja Herodes yang
memerintah tahun 37 SM – 4 SM, ditandai dengan bintang-bintang yang
terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur.
Dari
kedua Injil tersebut tampak perbedaan masa kelahiran Yesus, dimana
Lukas menyebut Yesus lahir di zaman Kaisar Agustus sedangkan Matius
menyebutkan di zaman Raja Herodes.
Kedua
Injil menolak tanggal 25 Desember sebagai kelahiran Yesus karena
digambarkan Yesus lahir tatkala bintang-bintang muncul di langit,
gembala menjaga kawanan dombanya yang dilepas bebas di padang rumput
sehingga ini menggambarkan musim panas. Dan menggembala di malam hari
tentu mengandalkan cahaya dari langit (bulan, bintang) dengan alasan
menghindari sengatan panas matahari. Artinya, mustahil Yesus lahir
tanggal 25 Desember di musim salju yang membeku.
Penolakan Kedua:
Pada abad ke 6 Kaisar Justinian memerintahkan kepada Dionisius Exegius
untuk membuat Kalender Masehi menggantikan Penanggalan Romawi. Ummat
Kristen beranggapan Tuhan Yesus lahir tahun 1 Masehi. Namun Injil Lukas 2
: 1 menyatakan Yesus lahir pada masa pemerintahan Kaisar Agustus (27 SM
14 M) dan Injil Matius menyatakan Yesus lahir pada masa Raja Herodes
(37 SM – 4 SM). Dari fakta ini jelas bahwa Yesus yang diyakini
dilahirkan tahun 1 Masehi tidak terbukti karena Kalender Masehi yang
dibuat oleh Dionisius Exegius (sekitar 500 tahun setelah kelahiran
Yesus) mengalami kesalahan fatal. Paling tidak Yesus dilahirkan 4 tahun
sebelum tahun 1 Masehi. Dengan demikian tahun 1 sebagai awal perhitungan
tahun Masehi tertolak.
Penolakan Ketiga: Sumber-sumber Kristen lain yang menolak 25 Desember sebagai Hari Natal adalah:
1. Catholic Encyclopedia,
edisi 1911 tentang Christmas : “Natal bukanlah upacara gereja yang
pertama melainkan diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang
diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan
Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus”. Dalam buku yang sama
tentang “Natal Day” dinyatakan: “Di dalam kitab suci tidak ada seorang
pun yang mengadakan upacara atau merayakan hari kelahiran Yesus.
Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir’aun dan Herodes) yang
berpesta-pora merayakan kelahirannya ke dunia ini.”
2. Encyclopedia Britanica,
edisi 1946: “Natal bukanlah upacara geraja abad pertama. Yesus Kristus
dan para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya dan Bible juga tidak
pernah menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh Gereja dari kepercayaan
kafir penyembah berhala.”
3. Encyclopedia Americana,
edisi 1944: Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak
pernah dirayakan oleh ummat Kristen. Pada umumnya umat Kristen hanya
merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja dan tidak pernah
merayakan hari kelahiran orang tersebut. (Perjamuan Suci yang termaktub
dalam kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus
Kristus). Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus
mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 Gereja Barat
memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus
yang diambil dari pesta bangsa Roma yang merayakan hari kelahiran Dewa
Matahari. Sebab tidak seorang pun yang mengetahui hari kelahiaran Yesus.
Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Teks
Islam juga menolak hari, tanggal, bulan dan tahun kelahiran Yesus
tanggal 25 Desember, kalau benar yang bersangkutan Nabi Isa alaihisalam.
Hal ini diterangkan panjang lebar dalam Al Qur’an Surah Maryam, paling
tidak Maryam 22 – 26:
[19:22] Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.
| |||
| |||
[19:23] Maka
rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal
pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum
ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan".
| |||
| |||
[19:24] Maka
Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih
hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.
[19:25] Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,
| |||
| |||
[19:26] maka
makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang
manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa
untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan
seorang manusiapun pada hari ini".
Rangkaian
ayat tersebut jelas bahwa Nabi Isa dilahirkan di padang yang relatif
terbuka, di bawah pohon kurma yang sedang masak, di dekat sungai yang
airnya jernih dan mengalir. Hal ini menunjukkan bahwa musim kurma matang
dan air sungai yang mengalir tidak mungkin terjadi bulan Desember di
musim salju yang membeku. Artinya, Nabi Isa tidak lahir di musim dingin.
Melengkapi keterangan ini mari kita simak surah Al Mukminun ayat 50:
Inilah
bukti lain bahwa Isa bin Maryam dilahirkan di sekitar padang rumput
yang memiliki sumber-sumber mata air yang tidak membeku.
Lalu
bagai mana mungkin kita bisa mengucapkan selamat Natal kepada kepada
oknum yang dilahirkan pada tanggal, bulan dan tahun yang sama sekali
berbeda?
KHUTBAH KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ
وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
أَمَّا بَعْدُ؛
Jamah Jum’at yang berbahagia
Dari
rangkaian dalil di atas sangatlah jelas bahwa baik naskah Kristen
maupun Islam tidak satu pun yang membenarkan Natal pada tanggal 25
Desember. Oleh karen itu sudah semestinya kita hanya beribadah
berdasarkan keyakinan yang pasti, dasar agama yang benar dan jangan
ikut-ikutan mencampur-adukkan keyakinan dari masing-masing agama. Sangat
jelas bagi kita Allah berfirman dalam surah Al Maidah ayat 72 - 80:
[72]
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya
Allah adalah Al Masih putra Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata:
"Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu".
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang dlalim itu seorang penolong pun.
[73]
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah
salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain
Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan
itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan
yang pedih.
[74] Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[75]
Al Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah
berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar,
kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami
menjelaskan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian
perhatikanlah bagai mana mereka berpaling.
[76]
Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang
tidak dapat memberi mudarat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?"
Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[77]
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan dengan
cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
orang-orang yang telah sesat dahulunya dan mereka telah menyesatkan
kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus."
[78]
Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud
dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan
selalu melampaui batas.
[79]
Mereka satu sama lain tidak melarang tindakan mungkar yang mereka
perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.
[80]
Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang
yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka
sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan
mereka akan kekal dalam siksaan.
Kuala Kapuas, 21-12-2012
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar