Senin, 30 Mei 2011

KEWAJIBAN MENYAMPAIKAN ISLAM SECARA JUJUR (2)

Khutbah Jum'at di Masjid As-Sunnah Buntok pada tanggal 3 Juni 2011



Khutbah Pertama



إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. : يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Jamaah Jum’at yang berbahagia.

Khutbah kali ini menitik-beratkan penekanan pada 2 (dua) dari tiga ayat khutbah hajah di atas yaitu surah Ali Imran 102 dan Al Ahzab 70-71.

Allah SWT berfirman dalam Ali Imran 102: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya; dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Muslim.”

Jamaah yang berbahagia.

Pesan takwa ini bukanlah pesan yang gampang dan sembarangan. Allah yang memerintahnya, wajib kita mengamalkannya: “BERTAQWA SAMPAI MATI”, dan “MATI DALAM TAQWA YG SEBENARNYA.”

Lalu apa pesan-pesan lain taqwa selanjutnya? Allah berfirman dalam surah Al Baqarah 1-2: ""1. Alif Laam Miim. 2. Itulah al Kitab (Al Qur’an) yang tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang-orang bertaqwa,”


Bentuk pesan taqwa dalam konteks ini adalah orang-orang yang beriman itu, adalah mereka-mereka yang bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan mereka tidak akan mati melainkan dalam keadaan Muslim, yaitu berpetunjuk dengan al Kitab Al Qur’an. Jadi orang yang berpetunjuk dengan Al Qur’an adalah mereka yang benar-benar bertakwa.

Kemudian dalam surah Al Baqarah ayat 185 Allah berfirman: Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).

Dalam ayat ini menekankan pesan bahwa Al Qur’an adalah petunjuk bagi manusia: “hudan linnas”, sehingga siapa pun yang tidak berpetunjuk kepadanya berarti “bukan manusia”. Maknanya, orang yang bertaqwa: yang hanya berpetunjuk kepada Al Qur’an, yang selanjutnya mengambil penjelas atas petunjuk-petunjuk itu dengan Al Qur’an pula, serta menempatkan Al Qur’an sebagai FURQAN: PEMBEDA, pemilah antara yang hak dan batil, alat ukur menentukan antara yang salah dengan yang benar, -- maka merekalah orang-orang bertaqwa dan benar taqwanya. Dengan demikian orang bertaqwa merupakan manusia yang sebenarnya, insan kamil, karena merekalah orang-orang yang beruntung.

Allah berfirman dalam surah At Tin 4-5 : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia sebaik-baik ciptaan, kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)”.

Dengan demikian, orang bertaqwa adalah sebenar-benarnya manusia, sebaik-baik ciptaan…, sedangkan yang tidak beriman…, bukan manusia karena tempat mereka sangat hina.

Jamaah Jumat yang mulia.

Selanjutnya pesan taqwa berikutnya adalah surah Al Ahzab 70-71: "(33:70). Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, (33:71) niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalan kamu dan mengampuni bagi kamu dosa-dosa kamu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah memperoleh kemenangan yang besar."

Pesan taqwa ayat ini menunjukkan korelasi pasti bahwa orang yang benar-benar bertakwa adalah mengucapkan perkataan yang benar. Orang taqwa adalah orang jujur. Artinya, satu ciri orang bertakwa adalah ucapannya benar. Ayat ini juga jelas, berkata benar merupakan taubat karena Allah menjadikan perkataan yang benar sebagai wasilah perbaikan amal dan pengampunan dosa. Dengan demikian, seorang khatib yang berkhutbah adalah bertaubat kepada Allah, bukan mencari-cari pengikut atau tujuan lainnya.



Jamaah jum’at yang budiman.

Lalu apa perkataan yang benar itu? Salah satu jawabannya ada dalam khutbah hajah di atas, yaitu:


فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

"Sebaik-baik perkataan/ucapan adalah kitab Allah (Al Qur'an) dan dan sebaik-baik petunjuk (hudan) adalah petunjuk Muhammad SAW".

Maksudnya, ucapan yang benar itu, perkataan yang benar dan petunjuk yang benar itu, adakah yang bukan berasal dari petunjuk Muhammad? Kalau ada maka ayat yang mana dari ayat-ayat Al Qur’an itu yang tidak berasal dari petunjuk atau ucapan Muhammad?


Sebaliknya,
وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
"Seburuk-buruk urusan dalam Islam adalah sesuatu yang diada-adakan, karena semua yang diada-adakan adalah bid'ah dan seluruh bid'ah itu sesat dan semua yang sesat di neraka."

Kembali kepada Al Baqarah ayat 1-2: "Alif Laam Miim. Kitab itu (Al Qur'an), tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa."

Maka kita faham bahwa sebaik-baik perkataan adalah Al Qur'an, sebaik-baik hudan (petunjuk) adalah yang dibawa Muhammad yakni Al Qur'an. Jelas, semua ayat-ayat Al Qur'an berasal dari ucapan Muhammad.


أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Khutbah kedua:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛

يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.


Jamaah Jum'at yang mudah-mudahan memperoleh rahmat dari Allah SWT.

Setiap sholat kita melantunkan do’a al Fathihah. Tidak ada sholat tanpa ummul kitab Al Fathihah. Apa doa kita itu? (1:6) Tunjukilah kami jalan yang lurus, (1:7) ”(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Lalu apa jawabannya? Salah satunya Allah berfirman dalam Al Baqarah 1-2 tadi: “1. Alif Laam Miim. 2. Itulah al Kitab (Al Qur’an) yang tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang-orang bertaqwa,”

Dengan begitu, doa kita dikabulkan Allah dengan Al Qur’an. Setiap kita berdoa al Fathihah, setiap itu pula dikabulkan Allah dengan jawaban yang sama. Tapi sudahkah kita menerima Al Qur’an? Sudahkah kita tidak mendustai doa dan jawaban doa kita sendiri? Wallahu a’lam.

Jamaah Jum’at yang mulia.

Sekali lagi, apakah kita manusia? Secara jasadi, iya. Tapi dari sisi pandang Allah.., wallahu a'lam, karena kita memakai Al Qur'an terkadang saja. Berbagai macam alasannya, karena kita pintar. Kita ini juara pidato, kita pemenang debat. Lihai kita membenarkan kekafiran kita. Buktinya apa? Salah satu yang ringan adalah hadits dari khutbah hajah tadi.

Rasulullah SAW telah bersabda dalam riwayat Imam Muslim dan An Nasa'i, dari Jabir bin Abdullah, dia berkata: "Adalah Rasulullah SAW apabila beliau berkhutbah, merah kedua matanya, tinggi suaranya dan sangat besar kemarahannya, sehingga seolah-oleh beliau memberi komando di medan perang dengan berkata: "(Musuh) akan menyerang kalian dipagi dan petang." Beliau juga bersabda: "Amma ba'du. Sebenar-benarnya perkataan adalah kitabullah (Al Qur'an), sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan sejahat-jahat urusan adalah yang diada-adakan dan setiap bid'ah adalah sesat." Dan Imam Nasa'i menambahkan: "Dan setiap yang sesat tempatnya di neraka." Singkat haditsnya:


وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

"Seburuk-buruk urusan (dalam Islam) adalah sesuatu yang diada-adakan, dan semua yang diada-adakan adalah bid'ah dan semua bid'ah itu sesat dan semua yang sesat di neraka."
(Hadits dikutip dari Terjemah Bulughul Maram karya Ibnu Hajar al Asqalani).



Jamaah Jum'at yang berbahagia

Hadits diatas memberi petunjuk agar khatib berkhutbah di mimbar dengan merah kedua matanya, tinggi suaranya dan sangat besar kemarahannya. Seolah-oleh khatib memberi komando di medan perang. Lalu apa yang terjadi dengan kita sekarang? Adakah khatib-khatib mengamalkan sebaik-baik petunjuk dari Muhammad atau malah sudah merubah khutbah jum’at menjadi obat tidur siang bagi jamaahnya, wallahu a'lam.

Kemudian hadits ini menegaskan: "Kullu bid'atin dholaalah" = semua bid'ah itu sesat ", lalu kenapa kita mengatakan "tidak semua bid'ah itu sesat"? Karena kita percaya ada "bid'ah hasanah". Apakah anda tidak sadar dimana celakanya bid'ah hasanah? Kalau Nabi mengatakan semua bid'ah itu sesat maka kita menentang nabi dengan mengatakan tidak semuanya bid'ah itu sesat. Dengan demikian, percaya kepada bid'ah hasanah berarti tidak percaya kepada “kullu bid’atin dholalah”. Selanjutnya…, bid’ah hasanah mengakibatkan "tidak semua yang sesat itu di neraka". Lalu artinya apa? Artinya, adanya bid'ah yang baik (bid'ah hasanah), berati ada juga sesat yang baik (dholalah hasanah). Apa akhirnya…, kalau pun masuk neraka maka masuknya ke neraka yang baik atau naarul hasanah. Bid'ah hasanah atau kesesatan yang baik telah merubah wajah Islam karena matinya masuk neraka yang baik. Adakah sesat yang baik, juga neraka yang baik?

Allah SWT berfirman dalam QS Al Baqarah ayat 42: "Dan janganlah kamu campur-adukkan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu sedangkan kamu mengetahuinya." Haram mencampur-aduk dholalah dengan hasanah.

Akhirnya kita tutup dengan firman Allah yang lain, surah Al Furqan 30-31: [25:30] Berdoalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an itu sesuatu yang diacuhkan". [25:31] Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi itu musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong.


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغفر لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.


Kuala Kapuas, 29 Mei 2011





Jumat, 06 Mei 2011

PRO >< KONTRA ( 1 ) : KEWAJIBAN MENYAMPAIKAN ISLAM SECARA JUJUR

Khutbah Jum'at di Masjid As-Sunnah Buntok pada tanggal 22 April 2011


Oleh : Syamsuddin Rudiannoor




Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. : يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.


Jamaah Jum’at yang berbahagia.

Khutbah kali ini menitik-beratkan penekanan pada salah satu ayat dari tiga ayat dalam khutbah hajah diatas yaitu surah Al Ahzab ayat 70-71:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, (33:71) niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalan kamu dan mengampuni bagi kamu dosa-dosa kamu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah memperoleh kemenangan yang besar."

Dari ayat ini jelas bahwa salah satu korelasi pasti dari orang-orang yang benar-benar bertakwa adalah mengucapkan perkataan yang benar. Artinya, salah satu ciri orang bertakwa adalah berkata benar. Di dalam ayat ini juga jelas bahwa berkata benar merupakan taubat karena Allah menjadikan perkataan yang benar sebagai wasilah memperoleh perbaikan amalan-amalan dan wasilah pengampunan atas dosa-dosa kita. Dengan demikian, seorang khatib yang berkhutbah adalah bertaubat kepada Allah, bukan mencari dukungan jamaah, menipu jamaah apalagi berkampanye mencari-cari pengikut.

Lalu apa perkataan yang benar itu? Salah satu jawabannya ada dalam khutbah hajah diatas, yaitu:

فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

"Sebaik-baik perkataan/ucapan adalah kitab Allah (Al Qur'an) dan dan sebaik-baik petunjuk (hudan) adalah petunjuk Muhammad SAW".


Sebaliknya, وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
"Seburuk-buruk urusan dalam Islam adalah sesuatu yang diada-adakan, karena semua yang diada-adakan adalah bid'ah dan seluruh bid'ah itu sesat dan semua yang sesat di neraka."

Selanjutnya Allah juga berfirman dalam Al Baqarah ayat 1-2: "Alif Laam Miim. Kitab itu (Al Qur'an), tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa."

Dengan demikian kita faham bahwa sebaik-baik perkataan adalah Al Qur'an dan sebaik-baik hudan (petunjuk) yang dibawa Muhammad Rasulullah adalah juga Al Qur'an. Apakah ada ayat-ayat Al Qur'an yang bukan berasal dari ucapan Muhammad?



Jamaah Jum'at yang mudah-mudahan memperoleh rahmat dari Allah SWT.

Allah juga berfirman dalam QS Al Baqarah ayat 185: "Bulan ramadhan, bulan yang didalamnya di turunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelasan atas petunjuk itu dan sebagai pembeda (atas haq atau batilnya sesuatu)".

Artinya Al Qur'an adalah petunjuk bagi manusia. Maka siapa pun yang tidak berpetunjuk kepada Al Qur'an maka bukan manusia. Hudan lin naas = petunjuk bagi manusia, siapa yang anti Al Qur'an maka bukan manusia. Selanjutnya Al Qur'an juga menjadi penjelas atas petunjuk itu, juga sebagai alat ukur untuk membedakan yang benar dari yang salah.

Apakah kita ini manusia? Wallahu a'lam, karena terkadang kita memakai Al Qur'an, terkadang juga menentang petunjuk Al Qur'an dengan berbagai macam alasan. Buktinya apa? Salah satu yang paling ringan adalah hadits dalam bagian dari khutbah hajah tadi, Rasulullah SAW telah bersabda dalam riwayat Muslim dan An Nasa'i, dari Jabir bin Abdullah, dia berkata: "Adalah Rasulullah SAW apabila beliau berkhutbah, merah kedua matanya, tinggi suaranya dan sangat besar kemarahannya, sehingga seolah-oleh beliau sedang memberi komando di medan perang dengan berkata: "(Musuh) akan menyerang kalian dipagi dan petang." Beliau juga bersabda: "Amma ba'du. Sebaik-baik/sebenar-benarnya perkataan adalah kitabullah (Al Qur'an), sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan sejahat-jahat urusan adalah yang diada-adakan dan setiap bid'ah adalah sesat." Dan Imam Nasa'i menambahkan: "Dan setiap yang sesat tempatnya di neraka." Singkat haditsnya:

وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

"Seburuk-buruk urusan (dalam Islam) adalah sesuatu yang diada-adakan, dan semua yang diada-adakan adalah bid'ah dan semua bid'ah itu sesat dan semua yang sesat di neraka."




Jamaah Jum'at yang berbahagia.
Hadits diatas memberi petunjuk bahwa khatib berkhutbah di mimbar dengan merah kedua matanya, tinggi suaranya dan sangat besar kemarahannya, seolah-oleh sedang memberi komando di medan perang. Lalu apa yang terjadi dengan kita sekarang? Adakah khatib-khatib mengamalkan sebaik-baik petunjuk dari Muhammad atau malah sudah berubah menjadi obat tidur siang bagi jamaahnya, wallahu a'lam.

Kemudian didalam hadits ini sudah tegas: "Kullu bid'atin dholaalah" = semua bid'ah itu sesat ", lalu kenapa kita mengatakan "tidak semua bid'ah itu sesat", karena percaya "bid'ah hasanah". Apakah anda tidak sadar dimana celakanya bid'ah hasanah? Kalau Nabi sudah mengatakan semua bid'ah itu sesat maka kita menentang nabi dengan mengatakan tidak semuanya bid'ah itu sesat. Dengan demikian bid'ah hasanah mengakibatkan "tidak semua yang sesat itu di neraka". Lalu artinya apa? Artinya, ada bid'ah yang baik (bid'ah hasanah), ada sesat yang baik (dholalah hasanah), dan akhirnya kalau pun masuk neraka maka masuknya ke neraka yang baik atau naarul hasanah. Bid'ah hasanah atau kesesatan yang baik telah merubah wajah Islam karena kalau pun mati maka akan masuk ke neraka yang baik juga. Adakah bid'ah hasanah = sesat yang baik = neraka yang baik. Apakah ada kesesatan yang hasanah, wallahu a'lam.



Jamaah Jum'at yang berbahagia.

Dengan khutbah yang sederhana ini saya berusaha mengamalkan surat Al Ahzab 70-71 tadi. Semoga Allah memperbaiki amal-amal ibadah kita dan mengampuni bagi kita segala dosa-dosa kita, amin.

Allah SWT berfirman dalam QS Al Baqarah ayat 42: "Dan janganlah kamu campur-adukkan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu sedangkan kamu mengetahuinya."

Lalu apa al-Haq itu? Itulah Islam, sebagaimana firman Allah dalam surah yang lain: "Al Haq itu datangnya dari Tuhanmu maka janganlah kamu termasuk yang ragu-ragu."



أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.





Khutbah kedua:


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛

يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.



Jamaah Jum'at yang berbahagia.

Ayat yang dibacakan ini (QS Ali Imran 102) memerintahkah kita bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa dan jangan sampai kita mati kecuali didalam ketaqwaan itu. Dan salah satu indikasi ketaqwaan adalah mengucapkan perkataan yang benar (wa quulu qawlan syadiida). Mudah-mudahan kita dimampukan mengucapkan perkataan yang benar, paling tidak apabila Rasulullah sudah mengatakan semua bid'ah itu sesat dan semua yang sesat itu di neraka, maka marilah mengucapkan dengan ucapan yang sama dengan Rasulullah.

Allah SWT berfirman dalam QS Al Baqarah 285: "Rasul telah beriman kepada (Al Qur'an ) yang diturunkan kepadanya dari Rabb-Nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya berima kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata): "Kami tidak membedakan diantara seorang pun dari rasul-rasul Allah." (Mereka berkata) : "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami wahai tuhan kami dan kepada-Mu lah kami akan kembali."

Itulah sebagian dari perkataan-perkataan yang benar. Saya tutup uraian ini dengan surah Al Furqan 30-31: "Berkatalah Rasul: "Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaum ku menjadikan Al Qur'an itu sesuatu yang tidak diperdulikan!" (25:31) Allah berfirman: "Begitulah kelakuan kalian, karena Kami telah mengadakan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu saja yang menjadi pemberi petunjuk dan penolong!"



اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغفر لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.



Buntok, 20 April 2011

Oleh-oleh Kalimantan

Jan 12 Oleh-oleh Kalimantan Kami juga memasarkan beberapa jenis oleh-oleh khas Kalimantan, diantaranya mandau, tas manik motif Da...