Senin, 02 April 2012

Orang Bau Jangan Shalat di Masjid


Senin, 05 Mar 2012
 

Oleh: Badrul Tamam
Shalat berjama’ah merupakan media berkumpul kaum muslimin yang dilaksanakan secara berulang dalam sehari semalam. Di sana mereka bersama-sama melaksanakan kewajiban pokok Islam, yaitu shalat lima waktu. Melaluinya umat muslim saling menjalin hubungan persaudaraan dan kasih sayang sesama mereka, juga dalam rangka membersihkan hati sekaligus dakwah ke jalan Allah, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan.

Dalam keadaan ini hendaknya setiap muslim menjaga penampilan dan kebersihan supaya mereka nyaman dan khusyuk dalam melaksanakan kewajiban besar Islam ini. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan agar memakai pakaian yang indah ketika mendatangi masjid.

يَا بَنِي آَدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.. ” (QS. Al-A’raaf: 31)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya berkata, “Berdasarkan ayat ini dan juga pengertian (yang menunjukkan) hal itu di dalam sunnah, bahwa dianjurkan untuk berhias diri ketika hendak melaksanakan shalat, lebih-lebih pada waktu shalat Jum’at dan hari raya. Serta disunnahkan memakai wewangian karena dia termasuk (perhiasan), siwak (juga termasuk) karena termasuk sebagai penyempurna. Dan di antara pakaian yang paling utama adalah yang berwarna putih.”

Diriwayatkan dari Ibnu Umar radliyallahu ‘anhuma, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda pada waktu perang Khaibar:

مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ يَعْنِي الثُّومَ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا

Barangsiapa yang memakan tanaman ini, yakni bawang putih, maka janganlah sekali-kali ia mendekati masjid kami.” Dalam riwayat Muslim, “Jangan sekali-kali mendatangi masjid kami.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah radliyallah ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ أَكَلَ ثُومًا أَوْ بَصَلًا فَلْيَعْتَزِلْنَا أَوْ لِيَعْتَزِلْ مَسْجِدَنَا وَلْيَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ

Barangsiapa makan bawang putih atau bawang merah, maka hendaklah ia menjauhi kami atau menjauhi masjid kami; dan silahkan dia berada di rumahnya saja.” (HR. Bukhari dan Muslim)

مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ الْمُنْتِنَةِ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ الْإِنْسُ

Barangsiapa makan dari tanaman yang berbau tidak sedap ini, maka hendaklah ia tidak mendekati masjid kami, karena sesungguhnya malaikat merasa terganggu dengan apa yang mengganggu manusia.” (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallah ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا وَلَا يُؤْذِيَنَّا بِرِيحِ الثُّومِ

Barangsiapa yang makan dari tanaman ini, maka hendaknya dia tidak mendekati masjid kami dan tidak menggangu kami dengan bau bawang putih.” (HR. Muslim)



Dan Thabarani meriwayatkan dengan lafadz, “Hendaklah kalian menjauhi dua jenis sayuran ini untuk dimakan, kemudian memasuki masjid kami. Jika kalian terpaksa memakannya, hendaklah kalian membakar keduanya terlebih dahulu.

Umar bin Khathab radliyallahu ‘anhu ketika berkhutbah pada hari Jum’at berkata, “. . . . kemudian kalian, wahai umat manusia, makan dua tanaman yang menurutku buruk, yaitu bawang merah dan bawang putih. Aku pernah melihat jika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mencium bau keduanya dari sessorang di masjid, beliau menyuruh untuk dikeluarkan ke Baqi’. Dan, barangsiapa ingin sekali memakannya hendaklah memasaknya terlebih dahulu.” (Diriwayatkan oleh Muslim dan Nasai)

Hadits-hadits di atas menunjukkan makruhnya makan bawang merah dan bawang putih tanpa dimasak terlebih dahulu sebelum berangkat ke masjid. Alasannya, karena bau tidak sedapnya dapat mengganggu kekhusyuan para jama’ah. Bahkan, bukan hanya manusia saja yang terganggu oleh bau tidak sedap itu, malaikat juga ikut terganggu dan tersiksa. Larangan ini bukan hanya pada hari Jum’at saja, sebagaimana yang sering disebutkan oleh Fuqaha’, tapi juga berlaku pada setiap kali shalat berjama’ah. Bahkan larangan ini juga berlaku pada tempat-tempat shalat selain masjid seperti tempat shalat Ied, tempat shalat janazah dan tempat-tempat ibadah lainnya. (Lihat Syarah Shahih Muslim oleh Imam Nawawi)
. . . karena bau tidak sedapnya dapat mengganggu kekhusyuan para jama’ah. Bahkan, bukan hanya manusia saja yang terganggu oleh bau tidak sedap itu, malaikat juga ikut terganggu dan tersiksa. . .
Subtansi dari larangan tersebut adalah adanya bau yang tidak sedap sehingga mengganggu kekhusyu’an jama’ah yang lain. Maka setiap orang yang membawa bau tidak sedap hendaknya tidak mendatangi masjid, sehingga dia menghilangkan bau tersebut. Jika memang tidak mau, maka shalatnya di rumahnya lebih baik daripada di masjid.

Larangan ini juga berlaku bagi rokok. Bahkan bau rokok jauh lebih parah daripada bawang merah, bawang putih, dan bawang bombai. Jika perokok dilarang untuk mendatangi masjid mungkin akan tersinggung dan menimbulkan masalah lebih buruk, maka kami nasihatkan untuk membersihkan mulut dan menyegarkan dengan wangi-wangian sehingga tidak menggangu kekhusyu’an shalat jama’ah yang lain.
Larangan ini juga berlaku bagi rokok. Bahkan bau rokok jauh lebih parah daripada bawang merah, bawang putih, dan bawang bombai.
Imam Muslim membuat bab dalam Shahihnya ketika menyebutkan hadits-hadits di atas, “Bab larangan bagi orang makan bawang putih, bawang merah, dan bawang bombai, atau semisalnya yang memiliki bau tiak sedap dari mendatangi masjid sehingga hilang bau tersebut dan dia dikeluarkan dari masjid”.

Larangan ini juga berlaku bagi sekelompok manusia yang tidak memperhatikan kebersihan pakaian dan badan mereka. Lebih-lebih para pekerja keras yang berkeringat banyak sehingga pakaian dan tubuh mereka menimbulkan bau tidak sedap, lalu mereka mendatangi masjid dan berdesakan dengan orang shalat yang ada di samping atau di belakang mereka. Hendaknya mereka sadar dan takut kepada Allah Ta’ala.


Bagaimana dengan kentut di masjid?
Hadats di dalam masjid dengan mengeluarkan kentut yang berbau busuk juga dapat mengganggu orang yang shalat di masjid dan merusak suasana. Karenanya bau semacam ini makruh ada di dalam masjid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah megabarkan kepada kita bahwa para malaikat membacakan shalawat untuk orang yang datang ke masjid guna melaksanakan shalat. Para malaikat berkata,

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ مَا لَمْ يُؤْذِ فِيهِ

Ya Allah limpahkan ampunan untuknya, Ya Allah rahmatilah dia, selama tidak berhadats di dalamnya dan tidak mengganggu (pihak lain) di dalamnya.” (HR. Bukhari no. 1976)

Ibnul Hajar dalam Fathul Bari menjelaskan tentang kandungan makna hadits di atas, “Dan di dalamnya (hadits di atas) terdapat dalil bahwa berhadats di dalam masjid lebih buruk daripada berdahak dikarenakan berdahak memiliki kafarah, sedangkan untuk hadats tidak memiliki kafarah. Bahkan pelakunya diharamkan mendapat istighfar malaikat. Sedangkan doa malaikat sangat-sangat dikabulkan berdasarkan firman Allah Ta’ala, artinya: “Dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai Allah.” (QS. Al-Anbiya’: 28)”

Sesungguhnya Islam adalah agama yang indah, sangat memperhatikan dan menjaga perasaan orang lain. Karenanya Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk memiliki tenggang rasa dan budi pekerti yang luhur. Islam sangat menganjurkan agar memberikan kebaikan kepada sesamanya, jika tidak bisa,  maka dianjurkan untuk tidak menimpakan keburukan dan sesuatu yang tidak disukai. Wallahu a’lam bil-shawab. (PurWD/voa-islam)

April Mop: Hari Pembantaian Salibis terhadap Muslim Spanyol!

 

Ahad, 01 Apr 2012, Repro VOA ISLAM.Com
 
Di Barat, tiap tanggal 1 April diperingati hari “April Mop.” Sedangkan di Indonesia, di berbagai kota besar, tak jarang kaula muda Muslim latah mengikuti tradisi April Mop. Pada hari itu, mereka diperbolehkan dan sah-sah saja menipu teman, mengisengi kawan, ngerjain guru, ngusilin orang tua, membohongi saudara, atau yang sejenisnya, di mana sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya, jika sang target April Mop sudah sadar bahwa dirinya dijadikan target April Mop, mereka juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tapi tidak akan marah sungguhan.

Seolah-olah 1 April adalah hari di mana keisengan dan kebohongan harus berjalan sempurna dan akurat, zero tolerance bagi kesalahan. Jika berhasil ngisengin sang target, maka yang didapat adalah rasa puas dan sensasi plong.

Kaula muda Muslim itu latah dalam April Mop karena ikut-ikutan tradisi bule tanpa mengkritisi apa hakikat April Mop yang di Barat lebih dikenal dengan “The Aprils Fool Day” itu. Mereka begitu mudah meniru budaya bule karena suburnya rasa rendah diri terhadap orang-orang bule. Minder terhadap orang bule ini adalah sisa peninggalan penjajahan Belanda di Indonesia selama berabad-abad lamanya, inlanderr, terhadap superioritas bangsa kulit putih.

Supaya tidak latah dan tasyabbuh membebek budaya kafir, mari kita telah sejarah April Mop berikut.
…Perayaan April Mop sesungguhnya berawal dari satu tragedi yang sangat menyedihkan dan memilukan dalam episode sejarah Muslim Spanyol tahun 1487…

SEJARAH APRIL MOP
Perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan dan kepuasan itu sesungguhnya berawal dari satu tragedi yang sangat menyedihkan dan memilukan. April Mop atau The April’s Fool Day berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tanggal 1 April 1487. Sebelum sampai pada tragedi tersebut, ada baiknya menengok sejarah Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan Islam.

Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-9 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Prancis. Prancis Selatan dengan mudah bisa dibebaskan. Kota Carcassonne, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walau sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Got dan Navarro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan.

Islam telah menerangi Spanyol. Karena sikap para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati, maka banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam, namun mereka sungguh-sungguh mempraktikkan kehidupan secara Islami. Mereka tidak hanya membaca Al-Qur’an, tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur’an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun mereka selalu gagal. Telah beberapa kali dicoba tapi selalu tidak berhasil. Dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam di Spanyol. Akhirnya mata-mata itu menemukan cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni pertama-tama harus melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya.
…cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya. Maka mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol…
Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari ketimbang baca Al-Qur’an. Mereka juga mengirim sejumlah ulama palsu yang kerjanya meniup-niupkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.

Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua, jompo, semuanya dihabisi secar sadis.

Satu persatu daerah Spanyol jatuh, Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam  di Spanyol –yang  juga disebut orang Moor– terpaksa  berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen terus mengejar mereka.

Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak Muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka.

“Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol. Setelah ini kami tidak akan memberikan jaminan lagi,” demikian bujuk tentara Salib.

Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa orang Islam diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka mereka segera bersiap untuk meninggalkan Granada bersama-sama menuju ke kapal-kapal tersebut. Mereka pun bersiap untuk berlayar.

Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim Granada yang keluar dari rumah-rumahnya dengan membawa seluruh barang keperluannya beriringan jalan menuju ke pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tntara Salib bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumah mereka. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika para tentara Salib itu membakari rumah-rumah tersebut bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.

Sedang ribuan umat Islam yang bertahan di pelabuhan hanya bisa terpana ketika tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dijanjikan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anak yang masih kecil. Sedang tentara Salib itu telah mengepung dengan pedang terhunus.

Dengan satu teriakan komando dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib itu segera membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa perasaan belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Dengan buas tentara Salib terus membunuhi warga sipil yang sama sekali tidak berdaya.
…Ribuan Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan sadis. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. …
Ribuan Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan sadis. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. Tragedi yang  bertepatan dengan 1 April inilah yang kemudian diperingati oleh dunia Kristen setiap tanggal 1 April sebagai “April Mop” (The Aprils Fool Day).

Pada tanggal 1 April, orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Bagi umat Kristiani, April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara Salib melalui cara yang licik, tipuan dan dusta yang sadis. Sebab itu, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan, walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan belaka.

Bagi umat Islam, April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. 1 April tahun itu adalah hari di mana saudara-saudaranya seiman ditipu, disembelih, dibakar dan dibantai oleh tentara Salibis di Granada, Spanyol. Sebab itu, terkutuklah orang Islam  yang ikut-ikutan merayakan April Mop. Pantaskah orang-orang Islam itu ikut bergembira dan tertawa ria atas tragedi tersebut?
…sampai hatikah kita latah merayakan April Mop yang latar belakangnya adalah peringatan atas penipuan dan pembantaian pasukan Salibis terhadap ribuan Muslim Spanyol…
Bagi kita yang paham akan sejarah April Mop, sampai hatikah kita latah merayakan April Mop yang latar belakangnya adalah peringatan atas penipuan dan pembantaian pasukan Salibis terhadap ribuan Muslim Spanyol? [taz/voa-islam.com]

Maraji’: Rizki Ridyasmara, Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween, So Whatt?, Pustaka Al-Katutsar, Jakarta 2007.

TERNYATA PKB TIDAK MEMPERJUANGKAN ISLAM(?)


Hari Senin, 19 Juli 2010 pukul 11:02:24 WIB, Kalteng Pos Online menurunkan berita : “PKB Minta Waspada Gerakan Islam Trans Nasional”. 
 
Ketua DPP PKB Marwan Japar mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap gerakan islam trans nasional. Sebab Indonesia adalah negara yang multi kultur  dan harus dijaga keberagamannya .
 Menurut Marwan, saat ke Palangka Raya, Sabtu (17/7) budaya lokal dan multi kultur ini jangan sampai hilang, hanya karena dituduh tidak Islami. Sebab multi kultur atau keragaman budaya itu merupakan salah satu kekuatan republik.

“Konsep Daullah Islamiah itu sebetulnya tidak ada dalam kontek menghormati Pancasila dan UUD 1945. Azas negara itu yang harus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia,” ujar Marwan kepada sejumlah wartawan.

Ketua Fraksi PKB DPR RI  ini menyebut gerakan paling nyata dari islam trans nasional ini biasanya dimulai dari kampus-kampus. Hal yang paling nyata adalah gampang mengkafirkan orang. “Bahkan PKB sendiri yang dilahirkan dari rahim Nadhlatul Ulama (NU) tidak memakai azas Islam tapi Pancasila. Itu artinya kita menghormati betul multi budaya dan multikulturalisme tersebut. Tidak gampang untuk mengkafirkan orang,” tegasnya.


Islam itu secara umum dan khusus memiliki spritualisme. Rasulullah saja tidak pernah memusuhi orang kafir, makanya dibentuk piagam Madinah. Karena itu multi budaya itu semua dihargai. Dan ini merupakan ciri khas yang diwarisi para ulama Indonesia sejak dulu.

“Contoh yang tidak etis adalah menegakkan syariat Islam dengan kaffah (menyeluruh). Padahal multi budaya atau multikulturalisme itu simbolistik bangsa Indonesia, sepertinya semua mulai dihilangkan secara perlahan-lahan,” katanya.

Islam yang benar itu tambah Marwan adalah Islam Indonesia bukan Islam yang arabisme. Ideologis trans nasional itu ingin mengikis Islam Indonesia yang didasari multikulaturalisme dan multi budaya tersebut.

Gerakan lainnya yang dilakukan selain kampus adalah tempat ibadah. Gerakan ini ingin merombak-rombak  cara ibadah yang sudah mapan dengan alasan pemurnian Islam berdasarkan Al-Quran dan sunnah. “Hal itu mau dihilangkan, dan mereka tidak menghargai lagi yang disebut ijtihad. Kalteng ini sangat prulaslime dan heterogen, kondisi ini harus tetap kita jaga,” tegasnya

Sasarannya lain gerakan ini adalah penguasaan massif. Takmir atau pengurus masjid yang ada diganti dengan berbagai larangan dan doktrin. Selanjutnya, lama-lama masjid itu semakin tidak merasa dimiliki oleh masyarakat, karena aktivitas dan tata cara ibadahnya diganggu.

Ditanya apakah gerakan ini ada berafiliasi kepada partai-partai politik tertentu? Marwan menyatakan dirinya tidak menyatakan seperti secara spesifik. “Saya tidak mengatakan begitu ya, tapi gerakan seperti ini ada,” tegasnya.

Multi budaya dan multikulturalisme itu prinsipnya sudah menjadi ciri khas Indonesia yang harus dipertahankan bersama-sama.(ink/sma)

Oleh-oleh Kalimantan

Jan 12 Oleh-oleh Kalimantan Kami juga memasarkan beberapa jenis oleh-oleh khas Kalimantan, diantaranya mandau, tas manik motif Da...