Senin, 23 Agustus 2010

NASIHAT RAMADHAN 1431 H DI MASJID AS-SUNNAH BUNTOK TANGGAL 22 AGUSTUS 2010

12 Ramadhan 1431 H

KEWAJIBAN MENERANGKAN ISI AL KITAB SECARA JUJUR

Oleh : Syamsuddin Rudiannoor



إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

امَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.



Muslim diwajibkan jujur terhadap isi Al Kitab. Kita diharuskan menerangkan isi Al Kitab secara lurus kepada manusia. Namun sayang kebanyakan manusia menolak perintah Allah ini. Inilah makna firman Allah dalam Ali Imran ayat 187: "Dan ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya." Lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima."

Demikianlah kebanyakan sikap manusia. Orang-orang beriman dan memiliki pengetahuan tentang dinul Islam wajib menyampaikan isi Al Kitab secara jujur.Ilmu yang mereka kuasai merupakan perjanjian yang kokoh dengan Allah. Namun Allah justru menerangkan bahwa kebanyakan manusia mengabaikan perjanjian itu dan lebih memilik menukar ilmunya dengan dunia yang murah harganya. Sangat buruk bisnis menjual ayat-ayat Allah dengan harga sedikit semacam ini.

Bagi khatib yang membiasakan pembuka dengan khutbah hajjat maka sangat lumrah dengan Surah Al Ahzab 70-71, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, [33:71] niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar".

Dengan ayat ini maka kewajiban menyampaikan isi al kitab secara haq adalah sebuah kemutlakan karena perbuatan ini merupakan bentuk pertobatan dan harapan diperbaikinya amalan-amalan kita. Artinya, khatib yang menyampaikan kebenaran dari isi al kitab adalah sedang bertaubat kepada Allah.

Adapun perumpaaan orang-orang yang tidak jujur terhadap isi Al Kitab, apalagi mereka bergelar ustadz atau ulama, sifat mereka disebutkan Allah dalam Al Qur’an surah Al A’raf ayat 175 sampai 178. Mereka itu tiada lain hanyalah pedagang ayat-ayat Allah dengan harga yang murah. Perangai mereka tidak ubahnya laksana anjing. Dalam Al A'raf 175 Allah berfirman: "175. Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami, kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh setan, maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. 176. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)-nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir. 177 Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat lalim. 178 Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi".

Sedemikian buruknya sifat dan sikap alim, ulama dan siapa pun yang mengetahui isi Al Kitab tetapi mereka tidak jujur dalam mendakwahkannya atau malah membisniskannya dengan imbalan dunia yang murah. Mereka itu adalah anjing! Anjing adalah binatang yang setia kepada tuannya. Kalau tuannya memerintahkan menggonggong maka ia menggonggong. Kalau diperintah menggigit maka dia pun menggigit. Anjing adalah binatang yang tidak mampu membedakan siapa ulama yang benar dan siapa maling. Pokoknya, dia menggonggong atau menggigit sesuai suruhan tuannya, tidak perduli maling,tamu atau ulama.

Diantara seluruh makhluk Allah, baik itu binatang melata, hewan ternak dan manusia, sejatinya yang paling takut kepada Allah adalah ulama. Inilah pernyataan Allah dalam surah Fathir 28, "Dan demikianlah (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warna (dan jenisnya). Sesungguhnya yang sangat takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun".

Namun benarkah ulama itu benar-benar manusia yang sesungguhnya yang secara jujur menyampaikan isi al Kitab kepada manusia ataukah hanya binatang melata, hewan ternak atau anjing sebagaimana ayat diatas atau berdasarkan Al A’raf 176 tadi, hanyalah Allah yang maha tahu?

Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oleh-oleh Kalimantan

Jan 12 Oleh-oleh Kalimantan Kami juga memasarkan beberapa jenis oleh-oleh khas Kalimantan, diantaranya mandau, tas manik motif Da...