Sabtu, 18 Desember 2010

HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL

Oleh: SYAHGIAN

KHUTBAH PERTAMA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. : يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Maasiral muslimin rahimakumullah.

Hari Selasa yang lalu pada tanggal 7 Desember 2010 kita berada dalam tanggal 1 Muharram 1432 Hijriyah, dimana menurut kebiasaan orang Islam di Indonesia dirayakan sebagai Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Hijriyah. Tidak pernah Rasulullah dan para sahabat, bahkan para tabi’in dan tabi’ut tabi’in merayakan tahun baru hijriyah tersebut, akan tetapi kita disini di Indonesia ini merasa wajib untuk merayakannya.

Penetapan Tahun Hijiyah baru ada setelah Rasulullah wafat yaitu ditetapkan dimasa Khalifah Umar bin Khaththab atas usul Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Itupun bukan untuk diperingati akan tetapi untuk menggantikan Kalender Jahiliyah. Lalu kenapa hadirin, kita merayakan sesuatu yang tidak diperintahkan oleh syariat? Alasan mereka untuk mengenang sejarah Hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah. Dan kata mereka lagi, kalau orang Nashrani merayakan Tahun Baru Masehi maka ummat Islam pun wajib merayakan Tahun Baru Hijriyah sebagai syiar Islam. Inilah alasan akal mereka, alasan yang dibuat-buat untuk menambah-nambah syariat didalam Islam.

Akan tetapi hadirin, apa pun alasannya tetap saja perbuatan tersebut tidak ada tuntunannya dari Allah dan Rasul sebagaimana sabda Rasulullah:

”Man amila amalan laisa alaihi amruna fahuwa raddun”

”Barang siapa yang melakukan amalan yang tidak ada dasarnya dari kami maka itu tertolak”. (Hadits Riwayat Muslim)

Dan juga sabda Beliau:

وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

”Seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan dalam beragama karena yang diada-adakan dalam beragama adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.”

Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia.

Hari Sabtu yang akan datang, tepatnya tanggal 25 Desember 2010, orang-orang Nashrani merayakannya sebagai Hari Natal atau hari kelahiran Yesus Kristus. Karena ummat Kristen merayakannya maka ummat Islam pun meniru-niru kelakuan orang kafir itu dengan ikut-ikutan merayakan hari natal Nabi Muhammad atau hari raya Maulid pada tanggal 12 Rabiul Awwal, padahal jauh-jauh hari Rasulullah telah memperingatkan kita dengan sabdanya:

”Man tasabbaha bi qoumin fawuwa minhum”

”Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka termasuk bagian dari mereka” (HR Ahmad dan Abu Dawud).

Lantaran ada diantara kita yang merayakan tahun baru hijriyah dan maulid Nabi namun ada pula yang menentangnya maka terpecah-belahlah ummat ini, padahal agama Islam ini sudah sempurna sejak Al Qur’an surah Al Maidah ayat 3 difirmankan kepada Muhammad: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu”.

Dari ayat ini, hadirin, dapat kita fahami bahwa Islam ini sudah sempurna sejak ayat ini turun, lalu kenapa di abad 20 dan 21 ini kita tambahkan sesuatu yang tidak pernah dicontohkan Rasul dan para sahabat padahal ayat diatas menjelaskan bahwa agama Islam telah sempurna, tidak boleh ditambah-tambah atau dikurangi, maka orang-orang yang mengadakan perayaan tahun baru Hijriyah, Maulid Nabi atau pun yang lainnya yang dibuat-buat setelah Rasulullah wafat berarti menentang ayat ini dan menganggap agama Islam belum sempurna sehingga masih perlu ditambah-tambahi.


Hadirin Jamaah Jum’at yang mudah-mudahan dirahmati Allah SWT.

Sebelum kita berada didalam suasana hari raya Natal pada Sabtu yang akan datang, maka khutbah kali ini akan membahas beberapa hal tentang haramnya mengucapkan selamat Natal kepada orang kafir sebagai mana firman Allah:

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”

Allah juga berfirman: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.


Hadirin yang mudah-mudahan dimuliakan Allah.

Tanggal 25 Desember diyakini oleh sebagian besar orang-orang Nashrani sebagai hari raya Natal atau hari kelahiran Yesus Kristus. Mereka yakin Yesus dilahirkan di kandang domba pada musim salju. Akan tetapi benarkah Yesus lahir tanggal 25 Desember dalam keadaan seperti itu? Inilah pertanyaan yang perlu dijawab karena ada beberapa versi yang berbeda tentang seputar kelahiran Yesus Kristus itu. Dilihat dari sudut sejarah kelahiran Yesus ini tidak ada keterangan yang pasti.

Ada yang mengatakan bulan April, ada yang menyebutkan bulan September dan ada juga juga yang meyakininya bulan Januari bahkan sebagian ummat Kristen sendiri ada yang tidak merayakan hari Natal karena simpang-siurnya informasi seputar pastinya kelahiran Yesus tersebut. Sebagai mana yang terjadi di Gereja Ortodox Rusia, menetapkan hari Natal pada tanggal 7 Januari sedangkan ummat Nashrani pada umumnya merayakan Natal pada tanggal 25 Desember.

Hadirin yang berbahagia.

Dengan adanya peringatan hari kelahrian Isa Al Masih ini maka Allah telah banyak menguji kaum muslimin sehingga banyak ummat Islam yang ikut merayakannya, ikut memberikan ucapan selamat Natal bahkan ummat Islam pun ikut-ikutan membuatkan hari raya Natal untuk nabinya Muhammad pada tanggal 12 Rabiul Awwal yang jelas-jelas menyalahi ketentuan Al Qur’an dan sunnah Rasul.

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.(QS An Nisa 59).

Lalu bagaimana pendapat Islam tentang hari kelahiran Isa Al Masih putra Maryam itu? Al Qur’an telah memberikan kisah untuk dicermati mengenai sejarah kelahiran Isa Putra Maryam tersebut dengan firman-Nya surah Maryam ayat 23-25:

[19:23] Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan".


[19:24] Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.


[19:25] Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,

Hadirin, cobalah kita renungkan ayat diatas dan mari kita jawab pernyataan Al Qur’an tadi khususnya surah Maryam ayat 23 sampai 25.

Pertama, mereka mengatakan Isa Al Masih dilahirkan di kandang domba pada musim salju akan tetapi Allah dengan tegas menyebutkan bahwa Isa dilahirkan di tepi sungai yang mengalir di bawah pohon kurma yang nyatanya pohon kurma itu hanya akan berbuah pada musim panas saja.

Kedua, apakah mungkin Maryam melahirkan di bawah pohon kurma pada musim salju bulan Desember sedangkan menurut kajian ilmu Geografi dan Ilmu Alam lainnya bahwa pohon kurma hanya akan berbuah dimusim panas saja. Sedangkan opini yang muncul seputar perayaan Natal adalah adanya salju dan pohon cemara yang secara nyata sangat sulit bisa tumbuh di gurun pasir, terlebih lagi ditambah dengan adanya Sinterklas dan aneka asesoris lainnya di hari Natal yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan musim panas disaat pohon kurma berbuah. Sekarang telepon saja ke Arab atau Palestina, tanyakan apakah bulan Desember itu musim panen buah kurma? Ternyata tidak hadirin. Maka dari sini anda pasti tahu bahwa Isa Putra Maryam tidak mungkin lahir pada bulan Desember karena musim kurma masak bukan bulan Desember.

Ketiga, Allah juga berfirman dalam surah Al Mukminun ayat 50, disamping surah Maryam 25 tadi:


[23:50] Dan telah Kami jadikan (Isa) putera Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.

Coba kita perhatikan ayat Allah ini. Allah menegaskan kepada kita bahwa Maryam dan anaknya Isa dilindungi Allah di tempat pengasingannya yang jauh (Pelestina), dimana disana banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.

Akan tetapi hadirin, kalau Isa dilahirkan di musim salju maka tidak mungkin ada padang-padang rumput dan sumber-sumber mata air bersih yang mengalir melainkan semuanya pasti membeku.

Hadirin jamaah Jum’at yang mudah-mudahan dirahmati Allah.

Baru kita tampilkan 4 ayat tadi maka kita sudah tegas menolak 25 Desember sebagai hari kelahiran Isa Al Masih, lalu bagai mana mungkin kita sampai bisa mengucapkan Selamat Natal bagi mereka. Biarkan saja orang-orang itu mengadakan Maulid atau Natal namun kita tidak perlu terpengaruh dan ikut-ikutan kelakuan orang banyak sebagai mana firman Allah:

[6:116] Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (QS Al An’am 116).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.



KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛

Jamaah Jum’at yang berbahagia.

MUI sebagai lembaga ummat telah memfatwakan bahwa mengucapkan Selamat Natal hukumnya haram dengan berbagai alasan, diantaranya adalah: “Barang siapa yang mengucapkan Selamat Natal berarti ia merestui keyakinan orang Kristen yang oleh Al Qur’an di-klaim kafir, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an:

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putra Maryam". (QS`Al Maidah 17).

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah adalah salah satu dari yang tiga" (QS Al Maidah 73).

Dengan demikian hadirin, sebagai muslim yang taat, harusnya kita berpegang teguh pada Al Qur’an dan Sunnah khususnya surah Al Ikhlas yang dengan tegas mengatakan bahwa “Allah itu Esa, Ia tidak beranak dan diperanakkan” dan juga surah Al Kaafirun yang menegaskan bahwa “bagimu agamamu dan bagiku agamaku”. Jadi apalah kepentingan kita mengucapkan Selamat Natal kepada orang kafir. Ironisnya hadirin, kita ummat Islam seringkali merasa takut, merasa tidak enak kepada manusia tetapi tidak pernah merasa tidak enak kepada Allah. Bukankah Allah telah memerintahkan agar kita hanya takut kepada Allah saja dan jangan merasa takut kepada manusia sebagaimana yang difirmankan Allah:

“Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku”. (Al Baqarah 150).

“Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, oleh sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku” (QS Al Maidah 3).

”Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku” (QS Al Maidah 44).


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغفر لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Buntok, 20 Nopember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oleh-oleh Kalimantan

Jan 12 Oleh-oleh Kalimantan Kami juga memasarkan beberapa jenis oleh-oleh khas Kalimantan, diantaranya mandau, tas manik motif Da...