Rabu, 18 Juli 2012

Sang Mujahid Menderita Kelumpuhan di Penjara, Mari Bantu!




JAKARTA (idc.voa-islam.com) – Berbagai ujian berat yang dipikulnya, tak membuat Heri Suranto untuk absen dari medan jihad. Hingga tubuhnya lumpuh di balik terali besi, semangatnya untuk mengibarkan bendera jihad tak pernah padam.

Ayah paroh baya yang berprofesi sebagai TU di SMA Swasta dan tukang servis komputer ini bergabung dalam kafilah mujahidin Aceh untuk menegakkan syariat I’dad yang diperintahkan Allah SWT dalam Al-Qur’an. Karena aktivitasnya bertentangan dengan sistem thaghut, ia pun ditangkap pada Jumat (14/5/2010), pukul 14.45 WIB di kediaman mertuanya, Kampung Semanggi, Pasar Kliwon, Solo dengan tuduhan terorisme. Dalam persidangan, Heri divonis 6 tahun penjara terhitung bulan Mei dua tahun lalu.
Kini, ayah empat orang anak itu menghuni sel di Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Cipinang, bersama limapuluhan aktivis Islam lainnya. Kondisi fisik yang tidak prima, membuat ayah empat orang anak ini menderita kelumpuhan. Sehari-hari Heri hanya bisa berbaring atau duduk di atas kursi roda, dengan kondisi leher yang ditopang menggunakan alat penyangga leher.
Heri pun diobati dengan standar klinik Lapas. Untuk mendukung pengobatannya, maka sejak Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) pun turun tangan. Bulan Februari 2012, atas bantuan dr Joserizal, Ketua Presidium MER-C,  dilakukan cek MRI di RSP Pertamina Jakarta. Hasilnya positif Heri menderita TB Tulang. Selain itu, organ tulang belakangnya patah beberapa ruas yang mengakibatkan kaki kiri dan kanannya mengalami lumpuh.
“Pak Heri menderita Spondilitis TB dengan Paraparese,” ujar Joserizal kepada idc.voa-islam.com. “Dengan lumpuh kaki ke bawah, tidak bisa bergerak. Waktu awal ketemu di masih terlentang,  kalau dimiringkan badannya dia sakit, sekarang sudah mulai bisa duduk. Obat dari kita selain itu kita juga berikan telur ayam kampong 90 butir satu bulan dan susu,” tambahnya.
…Pengerahan dana (IDC) untuk itu saya dukung. Saya setuju adanya pengerahan dana untuk ikhwan-ikhwan yang ada di dalam penjara, terutama yang sedang mengalami sakit, ujar Ustadz Abu Bakar Ba’asyir…
Karena penyakit yang dialaminya cukup berat dan perlu penanganan khusus yang tidak mungkin dilakukan di dalam klinik lapas, maka Heri pun dirawat khusus. Pihak lapas cukup akomodatif, sehingga perawatan terhadap Heri diizinkan dilakukan di ruangan khusus di ‘blok teroris’ karena harus dijaga para ikhwan  secara piket. Dalam satu hari satu malam, enam orang ikhwan bertugas piket menjaga dan merawat Pak Heri. Para ikhwan yang menjadi “petugas” piket itu membantu semua keperluan Heri dari wudhu, mandi, istinjak (buang air besar dan buang air kecil) dan lain-lain. Untuk istinjak misalnya, Heri harus dibantu para ikhwan mengunakan tissu kering dan tissu basah.
“Kalau untuk keseharian saya disarankan dari MER-C saya mengkonsumsi telur ayam kampung, susu, dan buah-buahan. Saya tidak boleh tidur di kasur, harus di tempat yang agak keras untuk meluruskan tulang. Kursi roda juga sudah ada, peninggalannya Abdul Hamid yang dulu sempat lumpuh juga,” ujar Heri kepada idc.voa-islam.com.

Untuk terapi penyembuhan, alhamdulillah MER-C aktif menyuplai berbagai obat-obatan, vitamin, telur, handscoen, extension brace (korset di badan) dan penyangga di leher untuk Heri. Berbagai keperluan itu disuplai rutin setiap bulan sesuai permintaan pihak lapas. Sedangkan keperluan penambahan gizi, seperti madu, telur ayam kampung, susu, alat-alat kesehatan dan kebutuhan ikhwan piket lainnya disuplay oleh Infaq Dakwah Club (IDC) voa-islam.com. Sampai berita ini diturunkan, sudah dua bulan IDC menyalurkan bantuan muhsinin voa-islam.com sejak April 2012.
Meski fisiknya yang lemah harus memikul ujian yang sangat berat, Heri tetap istiqamah. Ia bersyukur dan terharu dengan kuatnya ukhuwah para mujahidin di lapas. “Kita dirawat di sini bersama ikhwan-ikhwan. Saya tidak mau dikarantina karena kalau karantina tidak ada yang menunggu. Dan alhamdulillah mereka menganggap saya seperti orang tua sendiri karena mereka kan masih muda-muda dan mereka bagus-bagus,” paparnya.
Heri berharap agar bisa dirawat di rumah agar tidak merepotkan banyak orang. “Harapan saya, karena saya masih sakit seperti ini inginnya bisa dirawat sama keluarga, agar bisa lebih tenang. Tapi kondisinya saya kan tahanan khusus, jadi agak pesimis,” ungkapnya.

Masih tersisa waktu enam tahun penjara yang harus dialami oleh Heri Suranto, sehingga kebutuhan pengobatan dan para ikhwan petugas piket yang menjaganya harus disuplay oleh kaum Muslilmin lainnya. Dan selain Heri, masih banyak mujahid lainnya yang wajib dibantu oleh kaum Muslimin.

Dr Joserizal berharap, agar umat Islam bahu-membahu kepada keluarga Heri Suranto dan para mujahidin lainnya. “Kalau bisa kita bagi-bagi tugas untuk membantu keluarga mereka, kesulitan mereka secara ekonomi jangan sampai Densus pula yang bantu mereka, karena tidak ada lembaga zakat yang mau menghanle mereka,” tegasnya.
…Kalau bisa kita bagi-bagi tugas untuk membantu keluarga mereka, karena tidak ada lembaga zakat yang mau menghanle mereka, ujar dr Joserizal…
Senada itu, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir mengimbau kaum Muslimin agar mendukung kebutuhan para aktivis Islam yang sedang dipenjara rezim thaghut, terutama para aktivis yang sedang sakit.
“Pengerahan dana (IDC) untuk itu saya dukung. Saya setuju adanya pengerahan dana untuk ikhwan-ikhwan yang ada di dalam penjara, terutama yang sedang mengalami sakit,” ujarnya kepada idc.voa-islam.com di sel Mabes Polri.
Duka umat Islam adalah duka kita semua, dan kebahagiaan kita harus bisa mereka rasakan juga. Karena setiap umat beriman itu bersaudara seperti satu jasad yang utuh.
“Orang-orang mukmin itu bagaikan seorang manusia yang satu. Jika kepalanya terasa sakit, maka seluruh badannya pun ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur” (Muttafaq ‘Alaih).
…Orang-orang mukmin itu bagaikan seorang manusia yang satu. Jika kepalanya terasa sakit, maka seluruh badannya pun ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur…
Dengan membantu saudara sesama Muslim yang tertimpa musibah, insya Allah kita akan mendatangkan barakah dan kemudahan  di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR Muslim).
Bantuan untuk program DINAR (Dana Infaq Darurat) untuk para mujahidin dan keluarganya ini bisa disampaikan melalui rekening Infaq Dakwah Club (IDC) voa-islam.com:
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
No.Rek. 0132465841
a/n Budi Haryanto
2. Bank Syariah Mandiri (BSM)
No.Rek: 0120043587
a/n Budi Haryanto
3. Bank Mandiri
No.Rek: 0060006012623
a/n Budi Haryanto
4. BCA (Bank Central Asia)
No.Rek: 6310230497
a/n Budi Haryanto
CATATAN:
  1. Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan dana lainnya, silahkan tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.00,- Rp 103.000,- dan seterusnya.
  2. Info dan konfirmasi: Mumtaz (08999.704050).
  3. Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di idc.voa-islam.com. [taz, wid]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oleh-oleh Kalimantan

Jan 12 Oleh-oleh Kalimantan Kami juga memasarkan beberapa jenis oleh-oleh khas Kalimantan, diantaranya mandau, tas manik motif Da...